SAMARINDA, Swarakaltim.com – Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar rapat finalisasi pelaksanaan East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 yang akan diselenggarakan pada 24–29 Juli mendatang. Rapat berlangsung di Ruang Sapta Pesona, Lantai 2 Kantor Dispar Kaltim, Selasa (22/7/2025).
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, menyebut bahwa persiapan pelaksanaan EBIFF telah mencapai 85 persen. Namun, pihaknya tetap akan melakukan pengecekan dan penyesuaian di lapangan guna memastikan seluruh kebutuhan teknis dan non-teknis telah siap.
“Tentunya ini bukan yang terakhir, nanti kita pasti ada cek and ricek lagi kondisi di lapangan. Jadi hari ini kita harapkan khas kegiatan ini sudah 85 persen. Kita akan cek ricek lagi besok pagi untuk persiapan karena hari Kamis sudah gladi utamanya,” terangnya.
Ia menambahkan, masukan dari tim pusat menjadi catatan penting agar pelaksanaan EBIFF 2025 semakin profesional dan tertata. Standarisasi kebersihan, utilitas, dan penyelenggaraan acara menjadi aspek utama yang diperhatikan agar festival semakin terorganisir.
“Kita laksanakan kegiatan ini kan sudah dua kali, Dalam penyelenggaraan festival itu ada instrumennya yang harus dipenuhi, salah satunya adalah utility-nya, masalah kebersihan, dan standarisasi seperti apa yang harus profesional,” jelas Ririn.
Ririn berharap EBIFF 2025 bisa menghadirkan suasana yang lebih tertib, tertata, dan memberi kesan mendalam bagi para pengunjung maupun peserta. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak termasuk masyarakat dan media sangat dibutuhkan.
“Ini memang menjadi sebuah masukan. Kedua kalinya kegiatan EBIFF kita harapkan lebih tertib, lebih tertata, lebih well organized. Terutama jumlah pengunjung, kita harapkan teman-teman ini membantu menyebarkan terkait keberadaan kegiatan kami, supaya semua orang bisa tahu dan daerah lain juga bisa melihat rangkaian kegiatan dari even the festival ini,” imbuhnya.
Target pengunjung pada gelaran tahun ini diperkirakan mencapai antara 5.000 hingga 10.000 orang. Ririn menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat luas agar festival ini menjadi ajang promosi budaya dan pariwisata Kaltim secara maksimal.
“Target pengunjung kita 5.000 sampai 10.000, pokoknya banyak,” ungkapnya optimistis.
Tak hanya sebagai ajang budaya, EBIFF juga diharapkan mampu mendorong perputaran ekonomi lokal. Menurut Ririn, geliat festival ini menjadi momentum pemulihan ekonomi para pelaku UMKM, pengrajin, serta mitra-mitra pariwisata yang sempat terdampak pada awal tahun.
“Kita harapkan juga ada ekonomi yang bergerak karena kita tahu dari Januari hingga pertengahan tahun kita mengalami fase efisiensi dan ini tentunya cukup memukul dan dirasakan teman-teman mitra asosiasi dan teman-teman pelaku ekraf,” tuturnya.
Pihaknya berharap seluruh pelaku ekonomi kreatif dan UMKM bisa mendapatkan keuntungan dari gelaran festival ini. Ririn menegaskan bahwa Dispar Kaltim akan berupaya memberikan ruang yang adil dan akses yang mudah bagi para pelaku usaha agar dagangan mereka “laris manis.”
“Kita harapkan juga satu, meringankan untuk memberikan kemudahan. Pokoknya semuanya bisa laris manis, mitra-mitra kami di pariwisata, untuk menggerakkan ekonomi daerah,” jelasnya.
Kegiatan EBIFF akan dikemas dalam bentuk pertunjukan seni budaya dan pameran multiproduk. Dispar Kaltim berharap festival ini menjadi ruang pertukaran budaya dan pemahaman lintas bangsa, seiring kehadiran delegasi dari berbagai negara.
“Kita saling menukar kebudayaan, kita mengenal, kita juga punya budaya positif yang bisa kita pelajari, saling memberikan informasi dan learning by doing,” tambah Ririn.
Selama festival berlangsung, seluruh delegasi luar negeri juga dijadwalkan melakukan interaksi budaya bersama masyarakat lokal. Hal ini menjadi momen penting untuk menunjukkan nilai-nilai kearifan lokal Kaltim sekaligus menyerap inspirasi dari budaya mancanegara.
“Mereka belajar budaya kita, kita belajar budaya mereka,” tutup Ririn.(DHV)