Kunjungi Sekolah, EBIFF Ajak Generasi Muda Kaltim Lebih Dekat dengan Budaya Dunia

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) menyelenggarakan East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 menghadirkan salah satu agenda gaitu kunjungan ke sekolah sebagai bagian dari rangkaian kegiatan budaya yang berlangsung selama festival. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertemukan para peserta internasional dan nasional dengan siswa-siswi lokal, guna memperkuat pemahaman lintas budaya serta mendorong pelestarian seni tradisi di kalangan generasi muda.

Sekda Kaltim, Sri Wahyuni, menyatakan bahwa kunjungan ini menjadi bentuk konkret pertukaran budaya sekaligus sarana edukatif yang menyentuh langsung ruang tumbuh anak-anak sekolah. Menurutnya, rata-rata sekolah di Samarinda memiliki kegiatan ekstrakurikuler seni yang relevan untuk dikenalkan kepada tamu mancanegara.

“Rata-rata setiap sekolah itu punya kegiatan ekstrakurikuler. Jadi kita akan berikan kesempatan kepada sekolah-sekolah. Saya juga dorong kepada Dispar, tahun depan kita kerja sama dengan Disdik. Pasti sekolah-sekolah lain juga pengen dikunjungi,” ujar Sri Wahyuni, Selasa (22/7/2025).

Ia menambahkan sekolah yang ingin menjadi tuan rumah kunjungan harus memenuhi kriteria tertentu, di antaranya memiliki aula dan kegiatan ekstrakurikuler seni budaya yang aktif. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa pelajar Kaltim tidak hanya belajar ilmu umum, tetapi juga aktif melestarikan budaya daerah.

“Sekolah harus punya aula dan ekskul seni budaya, itu yang kita dorong. Jadi sekaligus saling mengenalkan budaya. Kita juga menunjukkan bahwa anak-anak muda kita punya perhatian terhadap seni dan budaya,” lanjutnya.

Dalam festival kali ini, sejumlah sekolah di Samarinda telah ditetapkan sebagai lokasi kunjungan, yakni SMK Negeri 7, SMK Negeri 3, SMA Negeri 1, SMA Negeri 16, dan SMK Negeri 1. Di sekolah-sekolah ini, peserta EBIFF dari berbagai negara akan berinteraksi langsung dengan para siswa melalui pertunjukan seni, diskusi budaya, dan sesi berbagi cerita.

Kegiatan kunjungan ini dirancang untuk menghubungkan generasi muda Kaltim dengan warisan budaya dunia, serta memberi inspirasi bagaimana tradisi tetap bisa hidup di tengah arus modernisasi global.

“Orang-orang ini datang dari luar ke sini dengan biaya sendiri. Kita hanya berikan akomodasi dan transportasi lokal. Jadi kita juga harus bisa tunjukkan kalau kita sedang belajar, kita juga punya ekskul seni budaya,” ungkap Sri Wahyuni.

Lebih jauh, ia berharap program ini bisa menjadi agenda tetap EBIFF pada tahun-tahun mendatang, bahkan meluas ke lebih banyak sekolah di berbagai kabupaten/kota di Kaltim.

“Ini bukan sekadar kunjungan biasa, tapi momentum pertukaran nilai dan pengalaman budaya yang akan dikenang oleh anak-anak kita. Mereka belajar bukan hanya dari buku, tapi langsung dari pelaku budaya dunia,” pungkasnya.(DHV)

Loading

Bagikan: