Foto Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Berau, Reygik Riskianera Himawan
TANJUNG REDEB, swarakaltim.com – Menurut Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Berau, Reygik Riskianera Himawan, setelah melakukan pengamatan ada perubahan gelombang laut dalam beberapa waktu terakhir. Akan tetapi, meskipun gelombang telah mengalami penurunan dibandingkan dengan awal bulan Maret, namun masih tetap dalam kategori sedang.
“Namun tetap perlu diwaspadai cuaca buruk, terutama hujan lebat, dapat memengaruhi ketinggian gelombang. Memang untuk gelombang yang awalnya mencapai 2-2,5 meter, kini rata-rata berada di sekitar 1-1,5 meter saja, tetapi tetap memerlukan kewaspadaan apabila dibarengi adanya hujan lebat,” ungkapnya, Selasa (12/03/2024).
Reygi menambahkan bahwa hujan lebat dapat mempengaruhi ketinggian gelombang, yang pada akhirnya berdampak pada hasil tangkapan nelayan saat melaut. Meskipun potensi hujan masih cukup tinggi, namun konsentrasi hujan cenderung lebih meningkat di awal Mei, menurun di pertengahan bulan, dan meningkat lagi menuju akhir bulan.
“Secara umum, dalam 30 tahun terakhir, Berau memiliki puncak curah hujan pada bulan Januari, namun terdapat kecenderungan peningkatan curah hujan pada bulan Maret dan Mei. Artinya selain gelombang, curah hujan juga merupakan dampak signifikan dari perubahan cuaca, yang dapat menyebabkan potensi terjadinya bencana salah staunya tanah longsor,” ujarnya lagi.
Meskipun data mengenai tanah longsor belum ada riwayat di Bumi Batiwakkal lanjutnya, namun Reygi menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap curah hujan dan gelombang laut, terutama bagi para nelayan dan masyarakat yang tinggal di wilayah pinggiran laut. (Nht/Day)