Caption: Abdul Jamil Al Rasyid Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019.
Swarakaltim.com – Hidup adalah sesuatu yang masih ada, bergerak serta masih terus ada dengan semestiya. Manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan oleh tuhan untuk hidup, disamping hewan, tumbuhan dan tentunya makhluk yang diciptakan tuhan secara ghaib(jin, setan, dan malaikat). Dari semua makhluk yang diciptakan tuhan untuk hidup tentu manusia salah satunya. Semua hal diatas tentu berbeda. Karena berbeda inilah manusia itu perlu pemahaman-pemahaman dalam hidup.
Pemahaman ialah salah satu proses untuk memahami sesuatu, memahami makna dan arti sesuatu dengan situasi tertentu. Manusia hidup tentu tidak lepas dari pemahaman. Biasanya manusia yang memiliki ilmu yang banyak, tentu akan paham terhadap hal-hal. Sebelum kita belajar, menyelasaikan masalah, dan juga menggali sesuatu. Tentu kita harus punya kemampuan untuk memahami.
Tidak semua manusia mempunyai kemampuan untuk memahami dengan cepat, tidak semua manusia juga punya pemahaman yang tinggi. Sebelum kita paham akan sesuatu ada hal yang harus kita kerjakan. Misalnya dalam sebuah pelajaran. Seseorang tentu harus mampu paham akan pelajaran yang dikasih gurunya. Sebelum paham tentu orang tersebut harus melakukan misalnya membaca, menanyakan dan lain-lain. Maka setiap manusia yang masih belajar setiap hari tentu dituntut untuk paham terhadap suatu hal.
Maka pemahaman identik dengan ilmu. Kita disekolah diajarkan, dibina dan hasilnya tentu mendapat ilmu. Setiap orang di sekolah tentu harus paham, misalnya anak tersebut belajar matematika, maka harus paham bagaimana rumus matematika tersebut dan juga bagaimana cara menyelesaikan soal yang dikasih oleh gurunya. Dari contoh ini begitu dekat hubungan antara pemahaman dengan ilmu karena biasanya orang yang bisa paham adalah orang yang lebih banyak ilmunya dan mengerti tentang apa yang diajarkan.
Pemahaman tentu tidak dekat dengan ilmu saja. Tentu pemahaman juga dengan dekat menilai seseorang. Apabila kita bisa menilai seseorang, baik orang tersebut bersifat buruk, jahat maupun bersifat baik. Tentu kita bisa menilai seseorang. Setiap orang tentu memiliki karakter yanh berbeda. Maka kita sebagai orang tentu harus memahami orang tersebut. Kita diatas dunia hidup tentu tidak lepas dari pergaulan. Seseorang yang bisa memahami karakter seseorang, maka dia akan lebih dihargai oleh orang tersebut.
Pemahaman tentang karakter orang tentu harus dilakukan setiap orang. Mindset berpikir dan cara berpikir setiap orang tentu berbeda. Begitu juga dengan cara menilai setiap orang tentu berbeda. Pemahaman seseorang dengan orang lain tentu berbeda. Karena hal inilah bisa kita belajar bagaimana memahami seseorang dengan baik, misalnya kita mempunyai teman, tentu kita paham tentang apa yang disukainya. Kita tentu pernah melihat pantangan terhadap seseorang. Bila kita tidak ingin bertengkar dengan dia, maka pahami orang tersebut.
Semua hal yang berkaitan dengan pemahaman tentu banyak, hanya segelintir contoh yang bisa penulis sebutkan. Pemahaman-pemahaman ini sangat perlu dalam mengarungi kehidupan. Karena semakin paham orang itu maka semakin dihargai orang. Menjadi seorang pemimpin tentu perlu juga pemahaman. Ketika seseorang menjadi pemimpin yang tidak bisa memahami karakter setiap anggota. Maka hal ini cukup berdampak terhadap kepemimpinan dari orang tersebut.
Semakin bertambahnya usia maka manusia semakin tinggi pemahamannya karena manusia tentu hidup dalam ilmu beserta pengalaman. Manusia jarang untuk mau mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya. Maka hal ini manusia perlu dan butuh pemahaman. Tidak semua hal bisa dibicarakan dengn Si A dan tidak semua hal juga bisa dibicarakan dengan Si B. Apabila kita mengetahui hal kecil seperti inI, Itulah yang bisa disebut sebagai pemahaman karena tidak semua manusia paham terhadap manusia lainnya.
Penulis adalah Abdul Jamil Al Rasyid Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Sumatera Barat Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek (*)