SAMARINDA, Swarakaltim.com – Kondisi perkembangan pembangunan daerah di Provinsi Kaltim memang terus bergerak maju selama kepemimpinan Gubernur dan Wagub Isran-Hadi. Namun demikian, dengan ditetapkan Ibu Kota Nusantara (IKN), Pemerintah Provinsi sangat menaruh harapan besar bonus demografi dapat diterima rakyat Kaltim, sehingga kemajuan pembangunan daerah akan tercapai sesuai visi dan misi yang kini dibangun Isran-Hadi Berani untuk Kaltim Berdaulat.
Melalui bonus demografi ini, maka akan tumbuh populasi masyarakat Benua Etam yang produktif. Mulai usia dini hingga sekarang paling panjang atau Usia Harapan Hidup (UHH) Provinsi Kaltim mencapai 74,61 tahun pada 2021, lebih tinggi dari nasional 71,57 tahun.
“Kita harapkan kelak, 10 hingga 20 atau 30 tahun akan datang bonus demografi itu bisa diterima rakyat Kaltim. Karena, dengan bonus tersebut, membuka peluang kerja, pertumbuhan ekonomi semakin meningkat, serta pertumbuhan sektor pemerintahan, misalnya pendidikan akan berkembang pesat,” ucap Gubernur Kaltim Isran Noor baru-baru ini di dalam berbagai kesempatan.
Dengan adanya bonus demografi ini, tentu Kaltim akan sejajar dengan Provinsi yang populasi penduduknya sangat tinggi. Contohnya DKI Jakarta, jika aktivitas mulai pagi hingga siang 12 juta jiwa dan malam kurang lebih 9 juta jiwa. Ketika bonus tersebut diterima Provinsi Kaltim, maka kompetisi masyarakat semakin tinggi dan kebutuhan masyarakat meningkat.
Selanjutnya, untuk pembangunan infrastruktur tentu tetap diperhatikan Pemprov Kaltim sebelum bonus demografi itu terjadi. Mulai pembangunan jalan, jembatan, fasilitas sekolah, kesehatan, bandara, pelabuhan, bahkan fasilitas olahraga atau stadion pun tidak lepas dari perhatian pemerintah daerah.
“Jika kondisi penduduk Kaltim, contohnya Samarinda sama dengan DKI Jakarta, maka ketika Stadion Utama Palaran dibangun, tentu tidak mungkin tidak ada masyarakat yang terus berdatangan ke fasilitas tersebut. Tetapi, karena bonus demografi itu belum terwujud dan kini populasi penduduk Kaltim masih mencapai kurang lebih 3,7 juta jiwa, maka wajar tidak banyak dikunjungi layaknya Gelora Bung Karno,” ucap Isran Noor.
Akan tetapi, sambung Isran, ketika bonus demografi itu terjadi dan diterima Provinsi Kaltim. Maka, kondisi masyarakat atau penduduk akan jauh berbeda dengan yang ada saat ini. Contohnya, kasus pengangguran pasti ada. Tingkat kriminalitas akan terjadi. Namun demikian, kondisi itu tentu tidak lepas dari perkembangan pertumbuhan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk itu, melalui program Beasiswa Kalimantan Timur Tuntas (BKT Tuntas), Pemprov telah menyiapkan SDM yang unggul untuk masa depan. Bahkan, tahun ini 2023 kurang lebih biaya Rp300 miliar disiapkan untuk putra-putri asal Kaltim melalui program BKT. Alokasi program beasiswa tersebut terbesar se Indonesia diberikan oleh Pemerintah Provinsi kepada rakyat di daerah masing-masing.
“Kita harapkan bonus demografi betul-betul bisa diterima Provinsi Kaltim. Kemudian, dengan begitu apakah kita saat ini memilih pengembangan pembangunan untuk hanya bisa dilihat saja atau membangun untuk kebutuhan dasar masyarakat yang lebih bermanfaat. Sehingga, kelak ketika kondisi bonus demografi terjadi, maka masyarakat Provinsi Kaltim tidak kaget,” jelasnya.(aya/sk)