Anita Rahayu Buktikan Difabel Mampu Berprestasi! 

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Semua manusia menginginkan kesempurnaan saat lahir di dunia. Namun Tuhan memberikan cara lain untuk membuka mata melihat keberagaman mahluk ciptaan Tuhan.

Difabel adalah istilah digunakan bagi  penyandang Disabilitas. Meski begitu, yang perlu digarisbawahi, difabel bukan sama sekali tidak mampu, melainkan terbatas atau membutuhkan bantuan dalam menjalani aktivitas tertentu.  Misalnya dengan alat bantu dengar bagi difabel tuna rungu.

Difabel rungu dan tuli merupakan kondisi seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan indra pendengaran.  Sehingga tidak mampu menangkap rangsangan bunyi, suara, atau rangsangan lainnya.

Anita Rahayu seorang wanita yang lahir di Tenggarong 27 Juni 1995 silam ini, terlahir dengan difabel rungu dan tuli. Namun keterbatasan itu, tak menjadi penghalang dirinya untuk berprestasi.

Ia aktif menjadi seorang content creator dengan akun Youtubenya, Anita Rahayu yang memiliki 1.62K subscriber. Ketekunannya di bidang produksi video, membawanya menjadi juara terbaik pada Workshop Video Content Creator pada hari Disabilitas Tahun 2022 lalu.

Pada 5 Desember 2022, Wakil Gubernur Katim, Hadi Mulyadi juga memberikan hadiah sebuah komputer jinjing saat perayaan puncak Hari Disabilitas Internasional.

Mahasiswa Universitas Unikarta Kutai Kartanegara Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, juga bergabung di komunitas internasional perempuan tuna rungu dan menjabat sebagai admin dan editor.

“Senang sekali bisa terlibat di organisasi tuna runggu internasional,” bangganya sembari memperagakan bahasa isyarat kepada Lina seorang juru bahasa isyarat kemudian diteruskan kepada penulis Diskominfo Kaltim. 

Secara medis, difabel rungu dan tuli atau ketunarunguan artinya kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan dan non fungsi dari sebagian atau seluruh alat pendengaran.

“Semoga nanti teman-teman tuli dan disabilitas tidak pernah merasa malu dan minder. Harus bisa percaya diri dan berani.  Kalau yang lain bisa, kenapa kita tidak. Kita tunjukan kepada orang – orang agar tidak ada lagi diskriminasi,” serunya seraya memperagakan bahasa isyarat penuh semangat. (adv-diskominfo kaltim/kmftp/dho)

Bagikan:

Related posts