Tradisi Adat Manguati Banua Diharapkan Tetap Terus Lestari

Foto suasana kegiatan adat Manguati Banua

TANJUNG REDEB, swarakaltim.com – Salah satu rangkaian kegiatan setiap memperingati Hari Jadi Kabupaten Berau dan Kota Tanjung Redeb digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) setiap tahun, yakni tradisi adat Menguati Banua di Keraton Sambaliung. Kegiatan yang apabila terus dilestarikan tersebut kedepan apabila dikemas semakin menarik maka tidak menutup kemungkinan mampu menjadi peluang memajukan sektor pariwisata di Berau.
Pertimbangan hal itu juga sehingga Bupati Bumi Batiwakkal Sri Juniarsih Mas mengharapkan kegiatan yang bekerjasama dengan Keraton Sambaliung tersebut tetap dilestarikan. “Saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada Sultan Sambaliung, serta Sultan Gunung Tabur, para Pemangku adat kesultanan, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para orangtua kami sebagaimana diketahui bahwa tradisi ini adalah awal dari rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Berau,” ungkap Sri Juniarsih.
Kegiatan yang merupakan rangkaian doa bersama memohon kepada Allah SWT agar daerah Kabupaten Berau senantiasa diberikan keselamatan dan senantiasa terhindar dari marabahaya itu tambahnya, sangat disyukuri masih terjaga hingga Hari Jadi Kabupaten Berau ke-70 dan Kota Tanjung Redeb ke-213. Kedepan mudah mudahan lebih semarak. Bahkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, yang tidak hanya di Kecamatan Sambaliung dan 4 kecamatan terdekat saja, melainkan juga kecamatan-kecamatan terjauh supaya dapat merasakan kekhusyuan dan kemeriahan HUT daerah yang tercinta ini.
“Kami selaku Pemerintah Kabupaten Berau, memiliki perhatian besar terhadap upaya pelestarian budaya asli daerah. Dan kami menyadari ajang budaya semacam ini bukan hanya bertujuan untuk mempertahankan adat istiadat saja. Tetapi juga sebagai daya tarik pariwisata yang otentik di Kabupaten Berau,” kata Bupati lagi.
Beliau juga menginginkan, ciri dari daerah yang ada di Kecamatan Sambaliung tersebut dapat dijangkau oleh wisatawan nasional maupun internasional. Sehingganya, Bupati berharap potensi pariwisata ini dapat terus dikembangkan dan menjadikan kesejahteraan bagi masyarakat Bumi Batiwakkal. “Dengan adanya daya tarik atau minat wisatawan luar daerah ke Kabupaten Berau, tentu akan berimplikasi pada perekonomian kita atau pameran UMKM juga akan semakin baik kedepannya,” terang Petinggi di Berau itu.
Disampaikan Bupati pula, kegiatan ini juga merupakan kegiatan wisata budaya bahari yang tidak dimiliki oleh kabupaten kota lain. Untuk itu, dirinya berpesan khas budaya daerah ini senantiasa tidak pudar dan tetap terjaga, terawat, untuk bisa dikenalkan ke generasi-generasi berikutnya. “Supaya bukan hanya tinggal cerita, tetapi juga dapat terus dilestarikan oleh anak cucu kita kedepan,” pinta Srikandi pertama dipercayakan masyarakat Berau menjadi Bupati.
Selain itu, Bupati juga mendorong khususnya kepada Dinas dan perangkat terkait untuk terus melakukan pembinaan dan program-program yang inovatif untuk kebudayaan, inventarisir adat budaya, jalin komunikasi, dengan masyarakat adat agar berkesinambungan dan serta dukungan maksimal sesuai dengan sumber daya yang tersedia. “Mari terus kita hidupkan wisata budaya bahari untuk kesejahteraan dan kemajuan perekonomian masyarakat,” papar Bupati Sri Juniarsih.
Nampak hadir pada kegiatan itu selain Bupati Berau yang membuka secara langsung kegiatan, yakni Wakil Bupati Berau Gamalis, Ketua DPRD Berau Madri Pani, , Wakil Ketua I DPRD Berau Syarifatul Syadiah, Forkopimda, Makmur HAPK, Asisten III Sekkab Berau, dan Kepala Disbudpar, yang ditandai dengan seremoni pemberian ketan warna warni dan telur kepada Kesultanan Sambaliung, Kamis (14/9/2023).
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir menyampaikan bahwa Kerajaan Sambaliung ini merupakan salah satu kerajaan yang menjunjung tinggi syariat Islam. Pada dasarnya, Kabupaten Berau memiliki dua kerajaan yakni Kerajaan Sambaliung dan Gunung Tabur. Dimana keduanya sama-sama berlandaskan tradisi Islam.
“Untuk itu, dua kerajaan ini sebagai salah satu budaya untuk terus diberdayakan dan dijaga agar tetap lestari,” ujar Ilyas. Dengan begitu, kegiatan Manguati Banua ini diharapakannya, terus dapat dilaksanakan setiap tahunnya dan tetap lestari. “Semoga keraton ini bisa memberikan kontribusi untuk kemajuan masyarakat,” pungkasnya. (Nht/Asti)

Loading

Bagikan: