BALIKPAPAN, Swarakaltim.com – Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan penyediaan air bersih untuk masyarakat. Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) telah merancang serangkaian inisiatif strategis, guna memperkuat infrastruktur dan mengatasi tantangan kedepanya.Salah satunya upaya yang dilakukan melakukan desalinasi air laut.
Menurut Dewan Pengawas PTMB Balikpapan, Agus Budi Prasetyo, PTMB akan memenuhi air bersih tidak hanya melalui SPAM Mahakam, melainkan juga melakukan proses desalinasi air laut.
“Apabila menunggu SPAM Mahakam, maka dibutuhkan jangka waktu yang tidak sebentar.Ada beberapa perizinan yang dilengkapi dengan disertai dari Kabupaten Kukar dan PPU juga dilibatkan,” tegas Agus Budi Prasetyo, Minggu (2/6/2024).
Lanjut Agus, rencananya desalinasi air laut akan dilakukan dikawasan Balikpapan Barat. Hal ini dikarenakan kawasan Balikpapan Barat telah memiliki IPAM dikawasan Keluraham Baru Ulu yang lokasinya tidak jauh dari laut.
“Nantinya air laut yang sudah di desalinasi akan di masukan ke IPAM Baru Ulu untuk diproses lebih lanjut menjadi air bersih.Hal ini dikarenakan selama ini wilayah Balikpapan Barat dipasok sebagian besar dari IPA Km 8 bisa ditutup alirannya. Imbasnya bisa disalurkan ke wilayah-wilayah lainnya,” ujarnya.
“Untuk diwilayah do Balikpapan Barat bisa mengandalkan IPAM Baru Ulu yang setelah ada proses desalinasi air laut maka bisa memproduksi 120 liter perdetik,” sambungnya.
Agus menambahkan, pihaknya saat membuat desalinasi air laut per kecamatan yang dekat dengan tepi pantai untuk keberadaan IPAM di kawasan tersebut. Sehingga angggaran yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
”Kami kini juga telah menyiapkan tangki komunal dibeberapa titik pemukiman yang belum mendapatkan air bersih. Dengan menggunakan truk tangki PDAM yang akan mengisi tangki komunal ini,” tegasnya.
“Kalau kita menyediakan tangki komunal, yang harus bisa dipastikan lokasi penempatannya jangan sampai jadi tempat hak pribadi,” akunya.
Sementara itu, Dirut PTMB Yudhi Sahrudin mengatakan, pergantian pipa juga jadi perhatian untuk kualitas penyaluran yang baik. Seperti pipa transmisi dan pipa distribusi akan diganti secara bertahap.
“Pergantian pipa bukan hanya pada yang lama, tapi jika kapasitas pipa kecil dan tekanan di kawasan tersebut besar akibat banyak pemukiman, maka juga ikut kita ganti,” ujar Yudhi.
Apalagi kondisi pipa sudah sangat tua dari tahun 1980 an dan tidak pernah diganti. Jika merujuk perhitungan studi kelayakan pada 2019 nilainya mencapai Rp 90 miliar. “Begitu juga kalau pipa transmisi ini tidak diganti bisa jadi masalah besar dikemudian hari,” tegasnya.
Yudi menambahkan, kini kendala lainnya jalur pipa distribusi dalam hal pembebasan lahan. Yang diatasnya sudah banyak berdiri bangunan rumah, toko hingga badan jalan.
“Untuk itulah perlu dukungan semua pihak, disaat kami mulai melakukan proses pergantian pipa ini,” tutupnya. (*/pr)