Foto suasana pelatihan 46 Petani Kakao dibawah Bimbingan Puslitkoka Jember
TANJUNG REDEB, swarakaltim.com – Potensi Perkebunan Kakao di Kabupaten Berau semakin memperoleh perhatian sebagai salah satu komoditas yang pantas diperhitungkan kedepanya. Sebagai bentuk keseriusan, PT Berau Coal sebagai salah satu perusahaan tambang yang beroperasi di Bumi Batiwakkal turut menyuport pengembangan potesi kebun kakao tersebut.
Sehingganya bersama 46 petani kakao lokal dikawasan binaanya, Berau Coal melalui Yayasan Dharma Bhakti menggandeng Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember untuk memberikan pendampingan sekaligus bimbingan dalam mengelola Perkebunan kakao selama 2 hari di Sungai Enau pada Rabu -Kamis (3-4/7/2024).
Dari segi rasa dan kualitas, Kakao asal Kabupaten Berau tidak perlu diragukan lagi, bahkan baru-baru ini, kakao asal Bumi Batiwakkal tersebut digunakan oleh salah seorang pemenang kompetisi internasional sebagai salah satu bahan untuk membuat minuman kopi. Selain kualitas dalam komoditasnya, potensi Kakao juga dinilai dapat menjadi penopang ekonomi di Kabupaten Berau pasca tambang nanti.
Menurut penjelasan Social Enterprise Coordinator PT Berau Coal, Muhammad Masyhuri menjelaskan, bahwa program tersebut bertujuan untuk meningkatkan skill petani dalam mengelola kebun kakao sesuai dengan Good Agriculture Practice (GAP).
“Program detasering atau sekolah lapang ini bertujuan untuk memberikan skill kompetensi kepada petani di seluruh areal dampingan PT Berau Coal, baik di Sambarata, Lati, atau Binungan, makanya kami bekerjasama langsung dengan Puslitkoka agar petani bisa mengelola perkebunan kakao dengan baik sesuai dengan ketentuan GAP yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” jelasnya.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari dan diikuti oleh 46 petani tersebut pada hari pertama dihadiri sebanyak 15 petani dan hari kedua sebanyak 31 petani. Para petani berasal dari daerah-daerah dampingan PT Berau Coal, seperti Bena Baru, Long Lanuk, Merasa, Samburakat, Sembakungan, Suaran, Rantau Panjang, dan beberapa daerah lainnya.
Kegiatan dimulai dengan pembekalan materi, kemudian para petani diberi kesempatan untuk praktik langsung ke lapangan didampingi oleh tim Puslitkoka dari Jember. Praktik yang dilakukan mulai dari penanaman, pemeliharaan, hingga penanganan kakao.
Sementara itu dari Section Head Cocoa Trading Berau Cocoa M Issaef Sabana juga menyampaikan harapanya, agar setelah memperoleh ilmu tentang budidaya kakao, para petani menjadi lebih aktif dan professional lagi. “Kami berharap, usai program ini petani-petani kita bisa jadi lebih semangat untuk memilih dan merawat komoditas kakao dan terus secara berkepanjangan bermitra dengan Berau Cocoa,” ucap Issaef Sabana.
Sejalan dengan itu, salah satu petani pemula asal Long Lanuk, Musa mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas keseriusan dan program pendampingan yang diberikan oleh perusahaan. “Kami selaku petani pemula sangat bersyukur dan berterima kasih dimana kami diberi ilmu pengetahuan, mulai menanam sampai pemeliharaan pemangkasan,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Hamka, peserta petani Kakao dari Samburakat, menurutnya Kakao adalah potensi yang sangat menjanjikan kedepan. Oleh sebab itu, dirinya akan berusaha untuk terus menggali ilmu tetang pengelolaan kebun Kakao. “Mudah mudahan teman-teman yang mempunyai lahan bisa mengoptimalkan lahannya untuk penanaman kakao karena kita dibantu mulai dari bibit, penanganan dan pendampingan sampai panen,” jelasnya. (Nht).