Caption: Ditandai dengan pemukulan gong, Bupati Kubar FX Yapan membuka festival hudoq pekayang dan Laliiq Ugal di Kampung Long Daliq, Jumat (25/10/2024).
SENDAWAR, Swarakaltim.com – Untuk pertama kalinya pegelaran Festival Hudoq Pekayang dan Laliiq Ugal dilaksanakan oleh masyarakat etnis dayak suku bahau yang berada di sepuluh kampung pesisir sungai mahakam di Kecamatan Tering dan Long Iram.
Kegiatan terpusat lapangan Kampung Long Daliq Kecamatan Long Iram. Pelestarian adat dan budaya di Bumi Sendawar Tanaa Purai Ngeriman itu, merupakan suatu kebanggan warga dayak setempat, dengan menjunjung tinggi nilai adat istiadat kearifan lokal dengan rasa kegotong royongan yang dapat terus mereka tingkatkan.
“Pemkab Kubar mengapresiasi seluruh panitia pelaksana serta masyarakat yang telah mendukung rangkaian kegiatan ini. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud melestarikan kekayaan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh kita,” ungkap Bupati Kubar FX Yapan yang hadir dalam pegelaran itu, Jumat (25/10/2024).
Menurutnya, keberadaan adat istiadat pada perkembangan saat ini semakin terkikis dengan pesatnya kemajuan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat melalui modernisasi, dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi. Kegiatan ini selain membawa dampak positif, juga menyebabkan penghayatan akan nilai-nilai tradisi dayak suku bahau dilestarikan.
“Saya mengharapkan adanya perhatian pada pemanfaatan potensi lokal daerah yang dimiliki. Baik pada sektor pariwisata, pertanian maupun berbagai sektor lainnya yang dapat menambah nilai PAD pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat,” harap Yapan.
Sementara Ketua Habam Kubar Hermonius Remon, sangat mengharapkan, festival hudoq pekayang dan laliq ugal ini, dapat masuk dalam agenda tahunan pemerintah daerah setempat. Untuk itu dirinya sangat mengharapkan dukungan semua stakeholder dan pemangku kepentingan dapat mensuport pelestarian budaya suku dayak yang ada di Kubar.
“Semoga kegiatan ini dapat dijadikan momen perayaan kebudayaan yang mengandung nilai leluhur kita. Serta patut dilestarikan dalam bentuk kearifan lokal. Seperti yang rutin kita laksanakan, yaitu upacara atau ritual adat seperti hudoq pekayang dan laliiq ugal ini. Ini merupakan warisan leluhur kita suku dayak bahau,” imbuh Remon.
Dirinya juga menyebut, bahwa pelaksanaan festival hudoq pekayang dan laliiq ugal ini, dapat mejadi investasi dibidang pariwisata. Oleh sebab itu, dirinya berharap kepada instansi terkait, unutk dapat mengemas menjadi program objek wisata yang menarik dan unik. Sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
“Tentu hal ini membutuhkan komitmen kuat yang di dasari oleh sinergitas komunikasi dan koordinasi antara masyarakat, pemerintah kampung, pemerintah kecamatan hingga pemerintah daerah, serta libatkanlah tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk menggerakkan seluruh lapisan masyarakat, agar dapat menjadi objek wisata budaya seperti daerah lainnya,” harapnya. (Adv-diskominfo/kbr)
Penulis : Fajar
Editor : Alfian
Publisher : Rina