BNN RI Perkuat Strategi Tangkal Peredaran Narkoba di Kaltim

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol Martinus Hukom, menyoroti Kalimantan Timur, khususnya Samarinda, sebagai wilayah strategis dalam peredaran narkoba. Letaknya yang menjadi jalur masuk dari Asia Tenggara menjadikan daerah ini rentan sebagai pasar narkotika.

“Kaltim, khususnya Samarinda, memiliki potensi besar sebagai pasar narkoba karena jalur masuknya yang terbuka dari Selat Malaka dan Vietnam hingga Kalimantan Utara,” ungkap Martinus, Rabu (5/2/2025).

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan aparat penegak hukum dalam mengawasi serta mendeteksi aktivitas peredaran narkoba.

BNN RI menerapkan dua strategi utama dalam memerangi narkoba: supply reduction untuk menekan pasokan dan demand reduction untuk mengurangi permintaan. Strategi ini mencakup penegakan hukum, rehabilitasi, serta edukasi.

“Untuk mengatasi pasokan, kita harus memahami jalur masuknya. Diperlukan pendekatan intelijen dan kerja sama lintas instansi untuk menutup akses peredaran narkoba,” tambah Martinus.

Dalam beberapa operasi terakhir, BNN telah menangkap jaringan pengedar di berbagai lokasi, termasuk di laut.

“Baru-baru ini kami menangkap satu jaringan. Sejak awal Januari, beberapa operasi juga dilakukan di perairan untuk mencegah penyelundupan narkoba,” jelasnya.

Menurutnya, peredaran di darat tidak bisa ditangani sendiri tanpa menutup jalur masuk dari laut. Oleh karena itu, BNN menjalin kerja sama erat dengan Polri, Polda Kaltim, Polda Kaltara, Bea Cukai, TNI AL, Kejaksaan, dan pemerintah daerah untuk memperketat pengawasan serta penegakan hukum.

Selain operasi penindakan, BNN menerapkan strategi tematik yang menyesuaikan dengan kondisi sosial dan ekonomi di wilayah terdampak.

“Kita harus menganalisis akar masalah di daerah rawan. Biasanya, wilayah yang terkontaminasi narkoba juga memiliki persoalan sosial, ekonomi, dan keluarga,” ujarnya.

Melalui pendekatan ini, BNN bekerja sama dengan pemerintah daerah, Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan, organisasi masyarakat, dan media untuk meningkatkan edukasi, rehabilitasi, serta membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.

“Kita tidak bisa menerapkan satu model di semua daerah. Setiap wilayah memiliki karakteristik berbeda yang harus ditangani dengan strategi khusus,” tutup Martinus.

Dengan kerja sama lintas sektor dan strategi yang lebih terarah, BNN RI berharap upaya pemberantasan narkoba di Kalimantan Timur dapat berjalan efektif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. (dhv)

Loading

Bagikan: