BALIKPAPAN,Swarakaltim.com – Program makan bergizi gratis (MBG) mulai dilaksanakan di SDN 15 Kecamatan BAKSEL (Balikpapan Selatan) Senin (17/2/’25). Acara MBG ini dihadiri langsung Sekertaris Daerah Kota Balikpapan Muhaimin, Dandin 0905 Balikpapan Muhammad Darwis, Kepala Disdikbud Balikpapan Irfan Taufik, Kepala BKAD Agus Budi, Kepala Bappeda Murni, Kepala DKPPP Sri Wahyunigsih, Asisten 3 Balikpapan Andi Sri Juliarty, Kepala DKK Balikpapan Alwiati, Kepala DP3AKB Heria Prisni, serta kepala OPD di lingkungan pemkot.
Menurut Sekda Kota Balikpapan Muhaimin, untuk pelaksanaan MBG dilakukan secara bertahap dan tidak boleh tergesa gesa. Karena harus mempersiapkan secara matang.
“Persiapan yang matang menjadi kunci utama agar makanan yang diberikan kepada anak-anak tetap higienis, memenuhi syarat kesehatan, serta diproduksi di tempat yang layak,” tegas Muhaimin kepada para media belum lama ini.
Muhaimin menjelaskan, untuk pengecekan ini dilakukan oleh para Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia yang berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan. Mereka memastikan setiap aspek terpenuhi sebelum program ini benar-benar berjalan secara luas.
“Hingga saat ini, program makan gratis telah memasuki tahap ketiga setelah diluncurkan secara nasional,” akunya.
Muhaimin mengaku, untuk program ini baru didukung oleh anggaran untuk Kecamatan Balikpapan Selatan, itupun belum mencakup seluruh sekolah. Namun, ke depan diharapkan program ini bisa diperluas ke lima kecamatan lainnya di Balikpapan, seiring dengan adanya kebijakan dari pemerintah pusat mengenai efisiensi anggaran untuk makan bergizi gratis.
“Dari tiga katering yang disiapkan, saat ini baru satu yang benar-benar siap beroperasi,” imbuhnya.
Jika nantinya ketiga katering telah memenuhi syarat, jangkauan program ini akan semakin luas.
Yang terpenting, setiap katering harus memenuhi syarat kelengkapan, memiliki tenaga ahli gizi, serta memastikan kualitas makanan tetap terjaga.
Muhaimin menambahkan, untuk makanan yang disediakan mendapatkan respons positif dari anak-anak.
Banyak yang menghabiskan makanannya, bahkan ada yang merasa kurang. Namun, porsi yang disediakan sudah sesuai dengan standar gizi yang ditetapkan. Kekhawatiran bahwa makanan akan basi atau kualitasnya menurun juga tidak terbukti.
“Proses memasak dilakukan pagi hari untuk makan pagi, dan menjelang siang untuk makan siang, sehingga makanan tetap layak dikonsumsi saat tiba di sekolah,” jelasnya. (*/pr)