SAMARINDA, Swarakaltim.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda secara resmi membuka Workshop Kader Posyandu se-Kota Samarinda tahun 2025 pada Senin (14/4/2025) di Aula Anggrek Bapelkes Provinsi Kalimantan Timur.
Workshop ini akan berlangsung hingga 24 September 2025 dan dilaksanakan dalam 13 angkatan dengan total 26 kelas dan jumlah peserta mencapai 780 kader.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismed Kusasih, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk panitia, peserta.
Ia menekankan bahwa peran kader sangat krusial dalam menyukseskan transformasi layanan kesehatan primer.
Workshop ini menjadi bagian dari upaya mendukung visi besar Indonesia Emas 2045, di mana aspek kesehatan menjadi fondasi penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Ismed menjelaskan bahwa transformasi layanan kesehatan kini difokuskan pada pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat secara menyeluruh, bukan semata mengobati penyakit.
Dalam konteks ini, peran kader Posyandu menjadi garda terdepan. Mereka diharapkan mampu mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui edukasi, skrining dini, dan peningkatan cakupan imunisasi.
“Kader adalah ujung tombak dalam menekan beban penyakit di masyarakat,” ujarnya.
Ismed juga menyoroti pentingnya implementasi program layanan Posyandu terintegrasi di setiap wilayah kerja.
Ia menekankan agar seluruh kader dapat menjalankan layanan secara terstruktur dan mencatat laporan secara digital demi akurasi dan pemantauan kondisi kesehatan masyarakat secara real time.
Mengakhiri sambutannya, Ismed mengajak seluruh peserta untuk terus membangun budaya hidup sehat, dimulai dari keluarga dan lingkungan terdekat.
“Mari kita bersama-sama membangun tubuh dan jiwa yang sehat demi mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tutup Ismed sebelum secara resmi membuka acara.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Samarinda, Budi Triyanto Hadi, menjelaskan bahwa seluruh kader dari 59 kelurahan di 10 kecamatan diikutsertakan dalam workshop ini. Masing-masing puskesmas mengirimkan perwakilan sebanyak 30 kader yang dibagi dalam dua kelas per angkatan.
“Dalam satu angkatan, dibentuk dua kelas. Untuk kali ini, tiap puskesmas mengirim empat orang kader untuk kelas A dan kelas B secara bergantian,” ungkap Budi.
Ia menambahkan, total 13 angkatan akan berlangsung hingga September mendatang.
Workshop ini juga bertujuan membekali para kader dengan 25 keterampilan dasar yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Materi yang diajarkan diharapkan dapat langsung diterapkan di lapangan, dari skrining kesehatan, promosi gizi, hingga penggunaan sistem informasi digital.(Dhv)