Festival Budaya Dayak Kenyah Pampang Siap Go Internasional pada Tahun 2026

Perahu Terbang atau Alu Gadang. Wali Kota, Wakil Wali Kota Saefuddin Zuhri, ketua DAD Kaltim. H Viktor Yuan dan tokoh asat juga Forkopimda “terbang” menuju Lamin Pemung Tawai.

SAMARINDA, Swarakaltim.com — Sebuah babak baru akan segera dimulai bagi Festival Budaya Dayak Kenyah di Desa Budaya Pampang kota Samarinda, Kalimantan Timur. Dalam momen pembukaan yang berlangsung Kamis (19/6/2025) di Lamin Pemung Tawai, Wali Kota Samarinda, Dr Andi Harun, mengumumkan langkah monumental. Festival Dayak Kenyah Pampang akan naik kelas menjadi festival bertaraf internasional pada tahun 2026.

Apa yang disampaikan ini bukan sekadar wacana. Wali Kota menegaskan, keputusan semakin diperkuat karena Festival Budaya Dayak Kenyah telah ditetapkan dalam Peraturan Wali Kota dan menjadi bagian dari agenda resmi tahunan Pemerintah Kota Samarinda. Artinya, dukungan anggaran dan fasilitasi penuh akan menyertai setiap pelaksanaannya ke depan.

“Festival ini tidak lagi hanya milik masyarakat Dayak Kenyah, tetapi telah menjadi kebanggaan Samarinda, Kalimantan Timur, bahkan Indonesia. Tahun depan, kita buka lembaran baru: Festival Dayak Kenyah Pampang bertaraf internasional. Dan ini bukan sekadar rencana—ini keputusan,” ujar Andi Harun dengan penuh keyakinan di hadapan para tokoh adat, masyarakat, dan tamu undangan.

Tak hanya sebagai perayaan adat tahunan, festival ini juga sekaligus memperingati ulang tahun ke-52 Desa Budaya Pampang, serta menjadi bentuk rasa syukur atas hasil panen—tradisi yang diwariskan turun-temurun oleh leluhur Dayak Kenyah.

Sebagai anggota Forum Wali Kota Global, Andi Harun berencana memanfaatkan jaringan internasionalnya untuk mengundang tamu-tamu dari negara sahabat. Tak hanya itu, festival tahun depan juga akan mengundang seluruh kepala daerah se-Indonesia, termasuk Presiden, Wakil Presiden, atau minimal perwakilan dari jajaran menteri.

“Kita siapkan festival ini dengan kelas dunia. Lokasinya tidak hanya di Pampang, tapi juga akan diperluas ke berbagai titik seperti GOR Segiri, Teras Samarinda, hingga kawasan Seberang. Kita datangkan event organizer terbaik, dan kita kemas menjadi etalase budaya yang benar-benar memikat dunia,” jelasnya.

Dalam arahannya, Wali Kota juga memerintahkan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) segera menyusun rencana kerja detail, berkolaborasi erat dengan Dewan Adat Dayak (DAD) dan para tokoh adat. Pembenahan lingkungan, pengecatan rumah-rumah warga, hingga revitalisasi atraksi budaya menjadi fokus utama. Salah satunya adalah “alu gadang”, tradisi khas Dayak berupa perahu terbang alias diangkat pasukan Dayak yang rencananya akan diperbesar dan dijadikan atraksi utama festival.

“Kalau perlu, alu gadangnya 100 atau 200 meter, silakan. Soal anggaran, pemerintah siap. Yang penting perencanaannya matang dan bisa menjadi ikon budaya yang megah dan membanggakan,” ucapnya, disambut antusias para hadirin.

Lebih jauh, Wali Kota menegaskan pentingnya memperkuat kelembagaan adat Desa Pampang agar festival ini dapat dikelola secara profesional, tanpa kehilangan akar budayanya. Ia memberikan apresiasi tinggi kepada para tetua adat dan masyarakat Dayak Kenyah yang selama ini tetap menjaga dan melestarikan budaya leluhur di tengah tantangan zaman.

“Kita berhutang pada para leluhur. Warisan ini tidak hanya harus dilestarikan, tapi juga diperkenalkan ke dunia. Kita harus siap menjadi tuan rumah budaya kelas dunia,” tutupnya penuh semangat.

Sebelumnya, Ketua Adat Dayak Kenyah Pampang, Esrom Palan, menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya atas komitmen Wali Kota dalam menjaga eksistensi budaya adat Dayak Kenyah.

Ketua DAD Kaltim, Viktor Yuan, juga turut memberikan penghormatan khusus atas perhatian serius Wali Kota Samarinda, yang memiliki istri garis keturunan Dayak Kalimantan Tengah.

Adapun Festival Budaya Dayak Kenyah 2025 akan berlangsung hingga 22 Juni. Hari pertama diisi dengan pembukaan dan pentas seni tradisional, hari kedua dengan lomba sumpit dan pertunjukan seni, hari ketiga dilanjutkan dengan pertandingan sumpit dan pentas budaya, dan hari keempat ditutup dengan pertunjukan kesenian tradisional yang meriah.(dho)

Loading

Bagikan: