TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau, Gideon Andris, memberikan tanggapan terkait persoalan lahan dan sumber bahan baku yang digunakan oleh PT Kertas Nusantara. Menurutnya, bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi bubur kertas berasal dari anak perusahaan mereka, yakni PT Tanjung Redeb Hutani (TRH).
Gideon menjelaskan bahwa saat ini TRH tengah melakukan pembenahan dan restrukturisasi untuk mendukung kelancaran pasokan bahan baku. Ia menegaskan pentingnya pemetaan yang jelas terhadap kawasan hutan, agar tidak terjadi tumpang tindih antara lahan milik swasta dan milik negara.
“Karena ini menyangkut kayu sebagai bahan baku utama, maka status lahan harus jelas. TRH sebagai penyedia bahan baku juga memiliki legalitas resmi,” katanya saat di jumpai di Kantor Dewan jalan Gatot Subroto, Tanjung Redeb, belum lama ini.
Namun, ia mengungkapkan bahwa sebagian besar lahan milik TRH telah lama digunakan oleh warga secara ilegal untuk kepentingan pribadi, seperti membuka kebun kelapa sawit. Ketika perusahaan berupaya mengaktifkan kembali lahan tersebut, muncul resistensi di lapangan.
“Padahal sebelumnya sudah ada kesepakatan bahwa masyarakat bisa menggunakan lahan selama tidak dibutuhkan. Tapi jika suatu saat perusahaan memerlukan kembali, maka masyarakat wajib mengosongkannya tanpa menuntut kompensasi,” tegas Gideon.
Masih Gideon, juga menyayangkan masih adanya konflik yang timbul karena kurangnya komunikasi dua arah antara perusahaan dan warga. Menurutnya, pendekatan yang transparan dan saling menghormati bisa mencegah potensi gesekan.
“Semua aktivitas di atas lahan seharusnya didasari oleh izin resmi. Tanpa itu, tentu akan timbul persoalan hukum di kemudian hari,” tambahnya.
Lanjut Legislator asal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut, dirinya berharap agar ke depan, hubungan antara perusahaan dan masyarakat bisa berjalan harmonis, dengan tetap mengedepankan legalitas serta kepentingan bersama. “Kita dorong semua pihak agar lebih terbuka dan saling memahami posisi masing-masing,” pungkasnya. (Adv/Nht/*)