BALIKPAPAN,Swarakaltim.com – Sebanyak 196 siswa SDN 13 Balikpapan Utara dan anak balita sekitar melaksanakan PIN Polio. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional ke 49 tahun dan sekaligus pencanangan Pekan Imunisasi Nasional vaksinasi Polio serentak yang dilakukan di 305 posyandu se Kota Balikpapan. Dalam PIN Polio ini di hadiri langsung Bunda PAUD yang juga Ketua Dewan Pembina Posyandu Kota Balikpapan Hj Nurlena Rahmad Mas’ud, SE.
“Di SDN 13 Balikpapan Utara ini, kita memberikan vaksin polio kepada siswa dan balita disekitar sekolah sebanyak 196 orang,” ujar Bunda PAUD yang juga Ketua Dewan Posyandu Kota Balikpapan Hj Nurlena Rahmad Mas’ud, SE usai kegiatan, Selasa (13/7/2024).
Lanjut Nurlena, apabila dalam pemberian vaksin polio ini, baik siswa dan orang tua serta warga sekitar sangat antusias untuk memberikan vaksin polio kepada anak dan balitanya.
“Ibu-ibu terlihat antusias membawa anak-anak untuk diberikan vaksin,” katanya.
Untuk jumlah anak dan balita yang akan menjadi target pemberian vaksin polio se Kota Balikpapan berjumlah sebanyak lebih kurang 9000 orang.
“Pemberian ini akan kita berikan dalam jangka waktu selama 2 pekan, ini menjadi PR kita bersama untuk bisa melakukannya,” ujarnya.
Nurlena menambahkan, dari target 9000 anak dan balita yang mendapatkan vaksin polio tersebut, maka pihaknya menargetkan 95 persen untuk pencapaian pemberian vaksin.
Sementara itu, Kepala SDN 13 Balikpapan Utara, Hj Eny Suryani mengatakan, pihaknya sangat mendukung program PIN Polio yang dilaksanakan Pemkot Balikpapan.
Dimana SDN 13 Balut ini merupakan sekolah yang ramah anak dan telah mendapatkan penghargaan sebagai sekolah adiwiyata tingkat kota, provinsi hingga nasional dengan jumlah siswa sebanyak 283 orang dengan jumlah rombel sebanyak 12 rombel.
Sementara itu, Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebanyak 32 Provinsi dan 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio
Bahkan Kemenkes sendiri masih menerima laporan terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat virus Polio di sejumlah wilayah di Indonesia.
Sejak 2022 hingga 2024, telah dilaporkan sebanyak total 12 kasus kelumpuhan, dengan 11 kasus yang disebabkan oleh virus polio tipe 2 dan satu kasus diakibatkan oleh virus polio tipe 1.
Kasus-kasus ini tersebar di 8 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Banten.
Kemenkes telah melakukan upaya pemetaan polio di Indonesia. Kemenkes juga telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Imunisasi Nasional (KIN), Komite Ahli Surveilans PD3I, WHO dan Unicef untuk melaksanakan pemberian imunisasi tambahan.
Salah satunya melalui PIN polio untuk menanggulangi KLB serta menggunakan vaksin polio tetes novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) yang khusus digunakan untuk merespons KLB polio tipe 2.
Dengan adanya laporan kasus polio serta risiko penularan virus polio yang tinggi, Kemenkes kembali menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua.
“Pelaksanaan PIN Polio akan dilakukan secara massal dan serentak untuk mencapai kekebalan kelompok yang optimal dan dapat mencegah perluasan transmisi virus polio,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Dr. Yudi Pramono dalam siaran pers Kemenkes.
“PIN tahap pertama sudah dilaksanakan pada 27 Mei 2024, sementara PIN tahap kedua akan dilaksanakan pada 23 Juli 2024,”
PIN Polio tahap pertama dilaksanakan di lima provinsi, yaitu Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Sedangkan, PIN Polio tahap kedua dilaksanakan di 27 provinsi.
Ke-27 provinsi itu yaitu Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, kecuali di Kabupaten Sleman, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat.
Lalu Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara. (*/pr)