BALIKPAPAN,Swarakaltim.com. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Balikpapan terus mendorong kepada masyarakat untuk terus melakukan perubahan dalam menyelesaikan permasalahan sampah di kota Balikpapan. Slaah satunya melakukan pemilahan sampah. Hal ini dikarenakan rendahnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah rumah tangga. Demikian diungkapkan Kepala DLH Kota Balikpapan Sudirman Djayaleksana.
”Salah satu inovasi yang mencuri perhatian DLH datang dari Kampung Bungas, Kelurahan Gunung Samarinda. Di wilayah tersebut, warga bersama kelurahan membuat kotak kawat khusus untuk menampung sampah plastik terpilah yang dinamakan “Sedekah Sampah,” tegas Sudirman kepada media, Jumat (27/6/2025)
“Kalau bersedekah uang mungkin berat, tapi kalau bersedekah sampah plastik yang bernilai ekonomi, justru mudah dilakukan,” sambungnya.
Lanjut Sudirman, sampah plastik yang terkumpul dari kotak tersebut kemudian disalurkan ke Bank Sampah untuk diolah atau dijual kembali. DLH Balikpapan berencana mengadopsi metode ini dengan skala yang lebih luas. Tahun ini, melalui anggaran perubahan, DLH akan membuat sekitar 200 unit tempat sampah per pintu yang akan dibagikan ke sejumlah kelurahan dan bank sampah aktif.
“Insya Allah, kami sedang menjajaki kerja sama juga dengan Pertamina melalui program CSR. Kita punya 2.000 RT di Balikpapan, dan mudah-mudahan sebagian bisa dibantu pembuatan bak sampahnya oleh swasta,” katanya.
Sudirman mengaku, sistem “sedekah sampah” lebih realistis dan aplikatif di lapangan dibanding sistem pemilahan tiga warna (merah, biru, kuning) yang selama ini cenderung gagal diterapkan karena tidak disertai edukasi berkelanjutan.
DLH Balikpapan menargetkan pengurangan sampah rumah tangga hingga 50 persen pada akhir 2025, sesuai dengan target nasional yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Sekarang kita baru di angka 30 persen, atau setara pengurangan 120 ton per hari dari total sampah yang dihasilkan. Masih ada pekerjaan rumah 20 persen lagi dalam enam bulan ke depan,” ungkap Sudirman.
Lebih ambisius lagi, dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN), seluruh kota/kabupaten ditargetkan mampu mencapai pengurangan sampah hingga 100 persen pada tahun 2029.
“Ini tantangan yang sangat besar. Kalau tidak dimulai dari sekarang, mustahil tercapai. Ini kerja bareng: pemerintah, masyarakat, swasta, dan media,” tegas Sudirman.
Sudirman menambahkan, pihaknya meminta dukungan media untuk terus menyuarakan pentingnya pengelolaan sampah berbasis rumah tangga. Menurutnya, perubahan besar tidak akan terjadi tanpa perubahan gaya hidup yang dilakukan secara masif.
“Media punya peran penting untuk edukasi publik. Jangan anggap ini isu kecil. Polusi plastik tidak hanya mengotori kota, tapi merusak ekosistem, termasuk laut kita,” pungkasnya.
DLH berharap, melalui kampanye seperti “Sedekah Sampah”, semangat gotong royong, dan kolaborasi lintas sektor, Kota Balikpapan bisa menjadi contoh kota berkelanjutan di Indonesia, bebas dari polusi plastik dan lebih ramah lingkungan. (*/pr-pk12)