Samarinda-Swarakaltim. Mengembangkan dunia industri Fashion Tradisional, Borneo Fashion Bration (BFB) menggelar Virtual Fashion yang dikkuti 50 peserta perancang busana dari dalam negeri.
BFB adalah pergelaran busana yang diprakasai para desiner di Kaltim dengan mengusung tema terkini menampilkan busana berbahan kain khas kaltim seperti Ulap Doyo, Sarung Samarinda, Badong Toncep, Kriong, Sulam Tumpar, Batik Bontang, Batik Kutim, Samarinda dan Batik Balikpapan.
Dalam kegiatan Virtual Konferensi Pers hadir juga Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kaltim Sri Wahyuni dan Anas Maghfur selaku Founder BFB dalam memberikan informasi terkait dengan kegiatan ini.
Dalam kegiatan ini BFB menampilkan pencapaian program kerja Dispar Kaltim Tahun 2020 dan rencana program kerja Dispar Kaltim di Tahun 2021 dengan melalui video yang ditayangkan secara langsung di acara Konferensi Pers ini, Minggu (10/1/2021).
Di tahun 2020 Dispar Kaltim telah melakukan beragam program kerja yakni peningkatan fasilitas penunjang pariwisata pada 3 DWT, peningkatan kapasitas SDM minat khusus diving (20 orang), penyusunan Model pengembangan kawasan wisata kaniungan, penyusunan rancangan raperda RIPARPROV Kaltim 2021-2025, Eksplor wisata petualangan (2 DWT), Supervisi penerapan protokol kesehatan 7 DWT.
Selain itu juga Dispar Kaltim telah menjalankan program penanganan pandemi yakni bantuan sosial masyarakat (BSM) sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kaltim, dengan penyaluran tahap I dan diterima 3.419 orang, di tahap penyaluran II di terima 3.293 orang, dan di tahap penyaluran III diterima 197 orang, untuk total keseluruhan dengan jumlah sebanyak 6.909 orang
Adapun rencana kerja Dispar Kaltim tahun 2021 ini antara lain peningkatan sapras DTW, penyusunan profiling kawasan KSPP, launcing TIC di bali, pengembangan produk wisata kaltim dan pemasarannya, upgrading pemasaran pariwisata di sosial media, penyusunan analisis pasar pariwisata kaltim, peningkatan kapasitas SDM parekraf, virtual event, penyusunan neraca satelit pariwisata daerah (Nesparda) kaltim 2021, penetapan raperda RIPARPROV Kaltim 2021-2025, penyusunan pergub peta jalan pengembangan ekraf kaltim 2021-2025, penyusunan raperda perlindungan pemandu wisata kaltim.
Kadispar Kaltim Sri Wahyuni menerangkan kegiatan ini merupakan momentum yang tidak dibayangkan sebelumnya.
“Ini merupakan virtual is reality, dan BFB menjadi salah satu event baru dalam rangkaian acara Visit Kaltim Fest. Di tahun 2021 ada 3 tema besar untuk Visit Fest Kaltim, tahun lalu kita mengangkat seni pertunjukan teater, dan tahun ini kita mengangkat fashion, dan ini merupakan salah satu sub sektor ekonomi kreatif yang berpeluang untuk di kembangkan di kaltim,” lanjutnya.
“Kegiatan yang seri kedua yakni Festifal Sangkulirang, kita punya asset tapak tangan purba yang ada di sangkulirang yang kami angkat dalam sebuah festival agar dapat di kenal adanya wisata di wilayah sangkulirang di seluruh dunia,” jelasnya lagi.
Di seri yang ketiga, lanjutnya Dispar Kaltim juga berencana untuk menggelar Festival Tiga Danau, dan dari ketiga Festival ini dalam rangka mengangkat ekowisata.
Di tempat yang sama, Founder BFB Anas Maghfur menjelaskan kegiatan ini sudah direncanakan setahun yang lalu bersama Dispar Kaltim, terutama dari bidang wastrannya, dan mereka telah melihat di Kaltim masih banyak yang belum di eskplor, untuk itu dengan adanya agenda kali ini kami berkesempatan untuk menampilkan ragam fashion tradisional ini.
“Kegiatan ini sebenarnya dilaksanakan tahun lalu, namun karena adanya wabah Covid-19 ini, jadi baru sekarang bisa di laksanakan secara virtual,” imbuhnya.
“Bersama teman-teman, saya ingin menghidupkan industri fashion yang ada di Kaltim, dan kegiatan ini kami berharap dunia bisa menyaksikan penampilan fashion ini dengan melalui medsos dan youtube,” katanya.
BFB 2021 saat ini sedang melaksanakan program BFB Fashion Design Competition, BFB Model Audition, BFB Fashion Illustration Workshop, BFB Virtual Trunk Show, dan BFB Fashion Show 2021.
Sri Wahyuni kembali menerangkan terkait dengan adanya pengrajin kecil di kaltim, Pemerintah Daerah melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disprindagkop) serta Dewan Kerajinan Daerah (Deskranada) telah melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha perajin, khususnya di bidang fashion.
“Kelompok pengrajin kecil tentunya bisa mengikuti pembinaan dari dua lembaga tersebut, yang tadinya mandiri bisa berkembang dengan adanya pengalaman dalam mengikuti pelatihan yang di selenggarakan dua lembaga tadi,” tukasnya. (AI)
Editor: doni