Belajar Kakao Sampai Jembrana

Loading

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ujang Rachmad menjelaskan, selain kualitas kakao yang sudah teruji, Berau diuntungkan dengan hadirnya pemain baru dalam rantai pasok kakao, yaitu Berau Cocoa, yang merupakan anak perusahaan Berau Coal.

“Berau bisa menjadi hub (penghubung) biji-biji kakao dari Kalimantan Timur,” kata Ujang Rachmad saat Webinar BINGKA KALTIM, Bincang Komoditas Perkebunan Lestari Kaltim bertema Rantai Pasok dan Hilirisasi Kakao Berau Menuju Pasar Ekspor, dikutip Swara Kaltim melalui berita Biro Humas Setprov Kaltim, Kamis (27/5/2021).

Lantaran, ujarnya, Kabupaten Kutai Timur dan Mahakam Ulu, ternyata punya potensi Kakao yang belum tersentuh. Menurut Ujang, bila sudah ada hub, maka akan memudahkan hilirisasi kakao, untuk pasar domestik maupun global. Apalagi, Kaltim akan menjadi ibukota negara. 

“Rencana ibukota lebih membuka peluang pasar domestik, hotel-hotel maupun tempat wisata, merupakan pasar potensial,” ujarnya.

Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Berau Agus Wahyudi mengatakan perlu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) khusus mengelola kakao. “BUMD ini menjadi penstabil harga dan stok kakao dari Berau,” ujarnya pada kesempatan yang sama. 

Kakao Berau sudah mulai diasah kilaunya berawal pada 2017 silam, Pemerintah Kabupaten Berau meluncurkan program Gerakan Mengembangkan Agribisnis (Gemari) Kakao di Kampung Tumbit Melayu. 

“Namun untuk mengarah secara komersial dan digitalisasi pemasaran, tambahnya, Berau perlu belajar dari Kabupaten Jembrana, Bali,” ungkapnya.(aya/sk)

Editor : Redaksi

Publisher : Alfian