SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pengalaman menjadi pelajaran utama dalam menjalani kehidupan, demikian hal yang dialami Wakil Gubernur H Hadi Mulyadi yang bertekad ingin menunaikan rukun Islam yang kelima.
“Niat haji itu, sudah saya tanamkan di dada sejak SD (sekolah dasar). Dan orang lain tidak tahu,” kata Wagub Hadi Mulyadi saat mengisi Webinar Haji Pegadaian Area Samarinda Tahun 2021 secara virtual di ruang kerjanya, Rabu, 14 Juli 2021.
Dihadapan Deputi Bisnis Area Samarinda Perum Pegadaian (Persero) Budi Lesmana dan pemateri Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Kota Samarinda H Aji Mulyadi, dijelaskankannya niat yang kuat ini ditunjukkannya dengan selaku memakai kopiah haji sejak kecil.
Kesungguhan lainnya, Hadi mengakui dirinya membeli gambar Ka’bah untuk dipasang di rumah dan di kantor.
“Selain itu, membeli dan mempelajari buku manasik haji, termasuk menghafalkan dan merutinkan membaca doa berhaji,” jelasnya dihadapan ratusan peserta/sahabat Pegadaian.
Dan, keinginan serta tekad yang kuat itu pun akhirnya, ujar mantan legislator Karang Paci dan Senayan ini, dibayar Allah Subhaballahu Wa Ta’ala setelah 28 tahun kemudian.
“Haji pertama saya setelah berumur 38 tahun. Sebab, saat SD itu umur saya sekitar 10 tahun, berniat kuat itu,” sebut suami Hj Erni Makmur ini.
Selain itu, mewujudkan niatnya menuju Baitullah, Wagub Hadi mengakui selalu menabung dengan menyisihkan sebagian uang pendapatannya, sedikit demi sedikit.
Sebab dirinya tahu dan sadar bahwa naik haji itu hanya bagi orang-orang yang berduit (mampu), sementara hidupnya pas-pasan dan keluarga juga bukan orang mampu, ayah dan ibu saya tidak berpendidikan tinggi.
“Guru mengaji saya mengingatkan kalau betul-betul ingin naik haji maka menabung saja, nanti biar Allah yang mencukupkan,” ucapnya.
Yang tidak kalah pentingnya, ungkap orang nomor dua Benua Etam ini, yakni berdoa dan disinilah kekuatan itu muncul.
“Saya selalu baca doa naik haji. Dan itu rutin saya lakukan jauh sebelum naik haji,” pungkasnya.
Bisa dibayangkan, ceritanya, dengan uang Rp3,5 juta bisa pergi ke tanah suci. Disitulah ucapnya, kekuatan doa dan keyakinan seseorang diuji Allah SWT.
“Dari 7 kali haji dan umrah saya, 4 kali diantaranya dibayarkan orang, bahkan ada orang yang tidak saya kenal,” ungkapnya.(yans/sdn/humasprovkaltim/adv/aya/sk)
Editor : Redaksi
Publisher : Alfian (SK)