Helmi Muhansyah Sebut Journalis Punya Peran Penting Halau Kampanye Hitam
BANJARMASIN, Swarakaltim.com – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar kegiatan Journalist Fellowship & Training 2021 Batch II Kalimantan di Galaxi Hotel Jalan A. Yani KM 2,5 No.138, Sungai Baru, Kec. Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) dimulai pada tanggal 10 hingga pada tanggal 13 November 2021, dan di ikuti puluhan peserta dari wartawan media cetak dan online lokal se-Kalimantan dengan melalui secara luring dan daring.
Dan kegiatan ini dilaksanakan malam ramah tamah Kamis (11/11/2021) pada malam hari dengan dihadiri oleh narasumber Helmi Muhansyah (Kepala Divisi UMKM BPDPKS), Zainal Helmie (Ketua PWI Kalsel), Eddy S Binti (Ketua Gapki Kalsel) dan drh. Suparmi,M.Si (Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel).

Usai BPDPKS mengajak sejumlah jurnalis di Kalimantan untuk melihat langsung pengelolaan kelapa sawit baik di perkebunan maupun di pabriknya, Kepala Devisi UMKM BPDPKS mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan Untuk menghalau kampanye hitam terhadap komoditas kelapa sawit di Indonesia yang kian marak dan bahkan telah banyak pemberitaan yang menyoroti dan memojokan industri kelapa sawit meskipun faktanya tidak benar.
“Diadakan kunjungan ini bukan bertujuan untuk mengintervensi para jurnalis, melainkan untuk membuka peluang bagi para jurnalis agar dapat melihat sisi lain dari indutri kelapa sawit yang jarang terekspos selama ini, serta diharapkan bisa menjadi bahan referensai yang dapat di informasikan kepada masyarakat manfaat hadirnya industry kelapa sawit ini,” lanjutnya.
“Yang sering muncul di pemberitaan terkait dampak lingkungan dan kerusakan akibat dari industry kelapa sawit, namun jarang sekali di beritakan bahwa dampak ekonomi masyarakat yang telah bekerja di perusahaan ini,” katanya.
“Bahkan kegiatan bantuan dari perusahaan kepada masyarakat dengan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) baik itu di bidang pendidikan ( beasiswa) maupun bantuan lainnya di wilayah lingkungan perusahaan industri kelapa sawit ini,” tuturnya.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan bisa menciptakan suatu jaringan yang baik antara pemerintah, BPDPKS, para petani, para akademisi, dan terutama para wartawan yang memiliki peran pentingnya industri kelapa sawit ini bagi masyarakat,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Ketua PWI Kalsel Zainal Helmie menambahkan bahwa untuk menangkis isu lingkungan yang soroti oleh Negara Eropa dan Amerika dan berharap produsen sawit bisa lebih fokus pada pengembangan di berbagai media sosial.
“Ada tiga isu yang harus di selesaikan produsen sawit, yakni isu sengketa tanah, jalan umum yang akan dilakukan pada kegiatan angkutan hasil panen sawit, dan terakhir isu lingkungan,” imbuhnya.
Di lain pihak Ketua Gabungan Pengusaha Sawit (GAPKI) Kalsel Eddy S. Binti turut menjelaskan bahwa dengan pertumbuhan industri kelapa sawit ini, bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
Sedangkan, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel Suparmi membeberkan bahwa industri perkebunan sawit di Kalsel saat ini telah menduduki peringkat Kedua dalam menyokong perekonomian serta penyumbang devisa setelah tambang (Batubara).
“Gubernur Kalsel juga sangat mendukung dengan adanya perkebunan kelapa sawit, karena selain telah membantu pemerintah dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat, yang telah menyerap tenaga kerja 71 ribu orang yang telah aktif bekerja,” sambungnya.
“Saat ini, ada sekitar 50 lebih dari 89 perusahaan kelapa sawit telah memiliki sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO),” ujarnya.
Usai kegiatan ramah tamah, akan di lanjutkan pelatihan kepada peserta kegiatan BPDPKS Journalism Fellowship & Training 2021 di hari Jum’at (red, hari ini). (AI)