SAMARINDA, Swarakaltim.com – Perpustakaan Nasional RI melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TP BIS), mendorong literasi untuk kesejahteraan. Peran perpustakaan juga lebih luas, hingga menjadi pusat berkegiatan yang terkoneksi.
Hal ini disampaikan Kepala Perpusnas RI yang dalam kesempatan itu diwakili Pustakawan Ahli Utama Yoyo Yahyono pada kegiatan Stakeholder Meeting (SHM) Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Hotel Haris, kota Samarinda, Kamis (7/7/2022).
Yoyo menyampaikan, literasi memiliki peran strategis dalam mendorong kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu Perpusnas berinisiatif melakukan program TP BIS, sekaligus mendekatkan akses informasi ke masyarakat hingga ke tingkat desa.
”Kami mendorong agar perpustakaan juga sekaligus menjadi pusat berkegiatan. Sehingga sangat penting dilakukan stakeholder meeting ini, untuk membangun kesadaran pentingnya perpustakaan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” kata Yoyo.
Yoyo menambahkan kegiatan SHM ini mempertemukan para pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat berkolaborasi dalam membangun literasi. “Kita tidak bisa jalan sendiri, namun membutuhkan kolaborasi dan kerjasama dengan sudut pandang yang sama pula bahwa literasi bisa mensejahterakan masyarakat,” ucapnya.
Diharapkannya, kolaborasi dan sinergi yang bisa dilakukan agar dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dan mendorong tugas pokok dan fungsi ataupun tujuan dari setiap stakeholder.
Sementara Gubernur Kaltim Isran Noor yang diwakilkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov Kalimantan Timur M Syafranudin ketika membuka SHM menyampaikan, Pemprov Kaltim saat ini terus mendorong peningkatan pembangunan SDM yang kompetitif dan inklusif.
Disamping itu, lanjut Ivan—demikian Syafranudin akrab disapa, upaya untuk peningkatan produktifitas dan daya saing produk SDA yang berkelanjutan terus dilakukan melalui pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang lebih produktif.
Masih membacakan sambutan Gubernur, Ivan mengatakan peran dan fungsi perpustakaan saat ini tidak hanya sekadar tempat untuk membaca dan meminjam buku akan tetapi perannya semakin diarahkan untuk menjadi agen perubahan masyarakat.
Untuk itu lanjutnya, perpustakaan harus bertransformasi dengan meningkatkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadi sebuah keniscayaan.
“Oleh karena itu, Pemprov menyambut baik diselenggarakannya kegiatan pertemuan pemangku kepentingan pada hari ini. Forum ini sangat bermanfaat dalam mendiskusikan, menggali masukan dan potensi kerjasama yang dapat disinergikan dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di Kaltim,” ucap pejabat berlatar belakang jurnalis ini.
Kegiatan yang diprakarsai Perpusnas RI ini diikuti perwakilan kabupaten/kota penerima manfaat yakni Samarinda, Balikpapan, Bontang, Kutim, Kutai Kartanegara, Paser, Berau dan beberapa desa di Kabupaten Berau seperti Maluang, Inaran, Pulau Besing, Pegat Bukur dan Melati Jaya.
Diantaranya dihadiri Bank Indonesia, STMIK WiCiDa, Duta Baca Kaltim, Politani Samarinda, Komunitas Buku Etam, PT Kideco, Unmul, PT KPC, PKT, Politeknik Negeri Samarinda, Disperindagkop Kaltim, PT Berau Coal, Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kaltim, Dinas Pendidikan Kaltim, DPMPD Kaltim, dan Bappeda Kaltim.(dho)