Paparkan penanganan banjir, penyediaan air bersih hingga strategi kota berketahanan iklim
DENPASAR, Swarakaltim.com – Walikota Samarinda Dr Andi Harun kembali menjadi salah satu pembicara dalam rangkaian acara World Water Forum (WWF) 2024 yang diadakan pada 18-25 Mei 2024 di Bali. Dalam ajang tersebut orang nomor satu di pemkot Samarinda tersebut menyampaikan materi berjudul Flood Mitigation on Water Related Issues: Case of Samarinda pada sesi Disaster Risk Reduction and Management for Building Resilient and Comunnunitis tepatnya Kamis (23/5/2024) bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) ruang Kintamani 7.
Dalam presentasinya, Andi Harun menyampaikan bahwa yang dilakukan Pemerintah Kota Samarinda dalam penanganan banjir adalah
– Penyusunan peta analisis kebencanaan guna pengambilan kebijakan (disaster analysis maps for decision making),
– Normalisasi sungai;
– Pembangunan Kolam Retensi berkapasitas 100.000 m3;
– Pembangunan drainase yang terintegrasi dan modern;
– Pemasangan pintu air di sungai karang mumus;
– Llaw enforcement; enforcement;
– Kolaborasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi;
– Pemasangan early warning system (EWS) dan automatic water level recorder (AWLR) di sungai karang mumus sebanyak 26 titik; dan
– Partisipasi masyarakat melalui kegiatan membersihkan sungai karang mumus, termasuk keberadaan Sekolah Sungai yang digagas Pak Misman.
Selanjutnya, Andi Harun juga menyampaikan strategi untuk mewujudkan kota Samarinda sebagai Kota yang berkelanjutan dan berketahanan iklim melalui 5 strategi, yaitu:
1. Memperbaharui visi Kota Samarinda pada dokumen pembangunan jangka panjang;
2. Sungai yang telah dinormalisasi ditata menjadi ruang terbuka yang berketahanan iklim, yang mana saat ini Kota Samarinda mendapatkan grant dari Adaptation Fund (USA) yang berkolaborasi dengan Kemitraan Partnership dan Cecur dalam Proyek Merangkul Matahari;
3. Dokumen rencana penanggunalan bencana daerah dan rencana kontijensi bencana banjir;
4. Membentuk Kelompok Kerja Aksi Perubahan Iklim Kota Samarinda; dan
5. Komitmen dalam regulasi dan kolaborasi multi-stakeholder.
Namun, diakuinya, Samarinda menghadapi tantangan terkait banjir, terutama pada musim hujan.
“Strategi pengelolaan banjir kami meliputi pembangunan drainase, tanggul banjir, dan kolam retensi untuk mengurangi risiko banjir dan melindungi daerah rawan,” jelasnya.
Andi Harun menjadi bintang pada World Water Forum ini karena mengangkat pendekatan partisipatori pada penanganan kebencanaan dan juga penyediaan air bersih.
Dalam agenda tersebut selain Andi Harun beberapa pemateri lain dari luar negeri yakni yakni Walikota Kumamoto Jepang Kazufumi Onishi, Perwakilan United Nation Center of Regional Development (UNCRD) Taeko Yokota, serta dua pembicara terkait Disaster Risk Reduction (DRR). Sedangkan dari Nasional hanya Andi Harun sebagai perwakilan Indonesia.(kmf)