Peningkatan Perilaku Cegah Mandiri Hipertensi Untuk Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat 

Angka Kesakitan Hipertensi

Swarakaltim.com – Current Issue dunia kesehatan masyarakat saat ini adalah penyakit tidak menular (PTM). WHO (World Health Organization) tahun 2015 menjelaskan bahwa kematian akibat PTM menyumbang angka 40 juta pada setiap tahun atau sekitar 70% dari seluruh kematian di dunia. Hipertensi sebagai silent killer karena menyerang tanpa ada gejala lebih dulu alias pembunuh tersembunyi. Hipertensi atau umumnya disebut sebagai Tekanan Darah Tinggi adalah pemicu utama terjadinya penyakit Kardiovaskuler dan kematian di dunia. Sekitar 1/5 (11 juta) kematian di dunia disebabkan oleh Hipertensi. Negara dengan kategori penghasilan menengah ke bawah memiliki beban yang lebih besar terhadap Hipertensi.

Angka kematian Hipertensi di Indonesia mencapai 427.218. Kejadian tertinggi secara berurut meliputi usia 55-64 tahun (55.2%), usia 45-54 tahun (45.3%) dan usia 31-44 tahun (31.6%). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, terjadi pola peningkatan prevalensi Hipertensi pada usia 18 tahun ke atas dari 25.8% menjadi 34.1%. Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi yang menyumbang kejadian Hipertensi di Indonesia. Laporan Riskesdas tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensi Hipertensi berdasarkan diagnosa dokter pada usia > 18 tahun didapatkan sebesar 10.57%. Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran, didapatkan prevalensi Hipertensi sebesar 39.90%. Fakta-fakta diatas menunjukkan bahwa Hipertensi masih menjadi beban dalam dunia kesehatan masyarakat yang perlu untuk terus diupayakan pengendalian dan penanggulangan yang efektif dan efisien oleh pemangku kebijakan.

Tantangan Utama

Indonesia termasuk Kalimantan Timur dan wilayah lainnya memiliki beberapa tantangan yang berhubungan dengan peningkatan prevalensi Hipertensi diantaranya adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memprioritaskan perilaku pencegahan masalah kesehatan. Selanjutnya adalah masih rendahnya akses informasi kesehatan oleh masyarakat yang berdampak pada rendahnya pemahaman tentang masalah kesehatan termasuk Hipertensi. Rendahnya akses informasi dan pemahaman akan berdampak pula pada masih kurangnya perilaku mandiri untuk membangun pola hidup sehat dalam keseharian masyarakat.

Rekomendasi Pengembangan Kebijakan

Mengingat bahwa Hipertensi adalah masalah kesehatan bersama pemerintah dan masyarakat. Maka diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya pencegahan, penanggulangan dan pengendalian Hipertensi. Pemerintah melalui kerjasama dengan berbagai lintas sektor dapat mengembangkan berbagai kebijakan dengan fokus utama melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang optimal akan menghasilkan masyarakat yang tahu, mau dan mampu untuk membangun perilaku kesehatan secara mandiri termasuk dalam hal pencegahan Hipertensi.

Beberapa upaya pengembangan kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah diantaranya adalah peningkatan modifikasi pengembangan promosi kesehatan tentang bahaya Hipertensi dan pencegahannya berbasis pengembangan teknologi informasi dan menyesuaikan sasaran di masyarakat. Tidak hanya di sektor kesehatan, tetapi berbagai pihak lain seperti institusi pendidikan, perusahaan, industrial dan lainnya dapat dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Tidak terbatas pada usia produktif atau dewasa dan lansia, tetapi promosi kesehatan Hipertensi juga sudah harus mulai ditawarkan kepada anak usia sekolah.

Selain promosi kesehatan melalui media tepat guna. Kebijakan lain yang dapat dikembangkan adalah program pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan secara aktif dan langsung masyarakat sebagai penggerak atau kader pencegah didalam pelaksanaannya. Berbagai rangkaian pelatihan peningkatan kompetensi kader kesehatan untuk pencegahan Hipertensi dapat dilakukan dengan melibatkan tenaga kesehatan yang kompeten. Pemberdayaan masyarakat juga dapat dilakukan dengan mengembangkan nilai kewirausahaan agar dapat menjadi salah satu upaya perbaikan pada sektor sosial-ekonomi masyarakat.

Pemerintah Indonesia memiliki berbagai program penanggulangan dan pengendalian Hipertensi. Diantaranya adalah program POSBINDU. Ketersediaan program tersebut tidak akan optimal jika tidak diimbangi dengan keterlibatan masyarakat serta dukungan ketersediaan sarana-prasarana yang cukup secara kuantitas dan kualitas untuk dapat digunakan dalam pelaksanaan program POSBINDU.

Hipertensi adalah masalah kesehatan bersama. Program pengendalian dan penanggulangan Hipertensi oleh pemerintah membutuhkan partisipasi aktif oleh masyarakat untuk terlibat secara langsung dan mandiri didalamnya. Pencegahan berbasis pendekatan melalui pemberdayaan masyarakat dapat secara efisien dan efektif sebagai upaya pengurangan risiko kejadian Hipertensi pada masyarakat di masa akan datang.

Penulis : Mardiana

Dosen Prodi S1 Kesehatan Masyarakat FKM UMKT

Mahasiswi S3 Prodi S3 Kesehatan Masyarakat FKM UNHAS

Loading

Bagikan: