SAMARINDA, Swarakaltim.com – Kalimantan Timur meski memiliki 70 persen wilayahnya perairan, namun 30 persennya mampu menjadi pusat kegiatan pertanian. Namun tantangan yang dihadapi daerah agraris (pertanian) adalah keterbatasan bahkan ketiadaan tenaga kerjanya (petani). “Petani-petani kita yang ada ni, rata-rata sudah tuha,” kata Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor dihadapan pengurus dan anggota Perhiptani provinsi serta kabupaten/kota se Kaltim di Pendopo Odah Etam baru lalu.
Generasi muda menurut dia, lebih menyukai bekerja dunia industri dan usaha lainnya, selain bertani. Sebab pertanian lanjutnya, dianggap para generasi muda tidak terlalu menjanjikan untuk hidup layak. Sementara Pemerintah Provinsi Kaltim juga kabupaten dan kota terus memacu generasi muda agar tertarik menggeluti dunia pertanian. “Kita juga harus fokus menciptakan para generasi muda pertanian sebagai aset,” tegasnya.
Bagi orang nomor satu Benua Etam ini generasi muda sebagai generasi penerus, penggerak dan pelopor pertanian yang inovatif dan kreatif. “Mereka bisa menjadi petani millenial yang profesional mampu bersaing dan berwawasan global,” tegasnya lagi.
Terlebih lagi saat ini ujarnya, sarana dan peralatan pertanian sudah maju dan canggih mengadopsi pertanian modern memanfaatkan teknologi tinggi. Tata kelola pertanian modern lanjutnya, sudah diajarkan sejak pendidikan SMA hingga perguruan tinggi di Kaltim. “Alat mesin pertanian kita sudah canggih-canggih. Jadi petani, generasi muda jangan malu, tidak perlu gengsi jadi petani. Jadilah petani modern, petani millenial,” ungkapnya.
Mantan Bupati Kutai Timur ini pun meyakinkan generasi muda bahwa pemerintah hingga saat ini terus mendorong pengembangan sektor pertanian, terutama tetap memberikan bantuan peralatan bahkan bibit juga permodalan. “Pertanian prioritas kita, program utama pemerintah untuk menciptakan kemandirian dan kedaulatan pangan bangsa,” pungkasnya. (aya/sk)