SANGATTA, Swara Kaltim – Kemarau yang terjadi di Kutim kini sudah berdampak terhadap aktifitas masyarakat, demikian dengan asap akibat pembakaran lahan dan hutan (Karhutla).
Sejumlah titik kebakaran lahan terjadi Sangatta dalam beberapa hari terakhir sehingga menyebabkan asap tebal dan abu akibat lahan terbakar bertebaran ke mana-mana.
Sementara itu, kemarau menyebabkan sejumlah desa mulai kekeringan diantaranya Desa Long Poq Baru Kecamatan Muara Ancalong, beberapa desa di Rantau Pulung dan Muara Wahau.
Beberapa pihak yang dihubungi media ini, mengakui akibat kemarau kondisi sungai di pedalaman Kutim seperti Muara Wahau, Batu Ampar, Muara Bengkal dan Muara Ancalong menyusut jauh sehingga kapal motor tidak bisa melanjutkan perjalanan karena bisa menabrak kayu atau batu.
Mengeringnya sungai dan sejumlah anak sungai, seperti Sungai Kelinjau, dimanfaatkan warga untuk bermain hingga jauh ke tengah sungai. Bahkan di lokasi pertemuan arus Sungai Kelinjau dengan Muara Wahau serta ke arah Busang yang selama ini dikenal dalam dan arusnya deras, menjadi arena bermain sejumlah anak-anak.
“Kondisi Sungai Kelinjau seperti parit aja, mengecil sehingga tidak ada kapal motor yang lewat karena bisa kandas,” terang Zarkase, warga Muara Ancalong.
Selain menyusutnya air Sungai Kelinjau, warga Muara Ancalong, Muara Bengkal, Batu Ampar, Busang, Long Mesangat juga merasakan asap tebal. Menurut warga, asap semakin pekat dalam beberapa hari terakhir bahkan sudah baunya tercium menyengat. (sdn)