Masa Pandemi, Daya Beli Masyarakat Menurun

Loading

Caption : Kantor BPS Kabupaten Berau. File : Istimewa

TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Selama gelombang pandemi Covid-19 berlangsung beberapa bulan ini, perekonomian di Bumi Batiwakkal sempat mengalami deflasi. Hal ini dikatakan Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, lantaran adanya beberapa sektor yang terdampak seperti pariwisata, tambang, UMKM dan lainnya yang mempengaruhi pendapatan masyarakat. Sehingga ekonomi menjadi lesu.

Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Berau, Lita Hakim saat dikonfirmasi awak media pada Selasa (4/8/2020) Pagi di kantornya mengatakan, deflasi sendiri terjadi pada bulan April-Mei 2020.

Dan sektor yang mengalami penurunan daya beli masyarakat yakni, Makanan yang sejak awal Maret-April mengalami penurunan sebesar -0,15% dan -0,14%. Sedang di awal Februari mencapai 0,40%. Sedang Minuman, turun menjadi -0,17% pada Maret dan 0,34% bulan April. 

Sementara itu, sektor Transportasi juga mengalami hal yang sama, dimana selama 3 bulan dari Februari-April daya konsumsi masyarakat mengalami penurunan hingga -0,38%, -1,46% dan -1,24%.

Kemudian, daya beli Pakaian dan Alas Kaki, juga dengan kondisi yang sama yaitu bulan Mei-Juli belum menunjukkan perbaikan. Dan masih berada di angka -1% lebih. Dilanjutkan dengan Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar pada Mei berkisar -0,10% dan Juni -0,17%.

Menurut Lita -sapaan akrabnya, deflasi ini terjadi bisa jadi karena adanya penurunan pendapatan masyarakat. “Namun ini perlu melakukan penelitian lebih lanjut,” ungkapnya.

Apalagi di masa pandemi, banyak sektor ekonomi seperti perdagangan dan lainnya yang terdampak karena adanya penerapan protokol kesehatan (Protkes) Covid-19. “Seperti Pembatasan Berskala Besar (PSBB) pasti berpengaruh sekali,” ungkapnya.

Selain itu adanya larangan Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk berjualan, tentu ini menjadi salah satu sebab lain terjadinya deflasi. Ditambah lagi dengan adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di beberapa korporasi sehingga berdampak terhadap daya beli masyarakat itu sendiri.

Namun demikian, kondisi ini sudah mulai membaik di era new normal. “Dengan dibukanya kembali aktivitas perdagangan, sehingga daya beli masyarakat sudah mulai membaik dari konsumsi beberapa sektor diatas maupun lainnya,”pungkasnya. (Nht)