Rumah Singgah di Balikpapan Masih Kurang, Dinsos Berencana Menambah

BALIKPAPAN, Swarakaltim.com – Dinas Sosial Kota Balikpapan hanya memiliki satu rumah singgah atau tempat tinggal sementara, diakui sangat kurang. Dikarenakan keberadaan rumah singgah adalah tempat singgahnya seseorang dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, biasanya untuk alasan tertentu seperti perjalanan jauh, kebutuhan medis, atau situasi darurat.

Menurut Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan Edy Gunawan, Balikpapan telah menajdi beranda Ibu Kota Negara Nusantara. Sehingga untuk keberadaan rumah singgah masih sangat kurang.

“Kami saat ini memiliki satu rumah singgah yang baru sebagian selesai perbaikan,” tegasnya, Selasa (14/5/2024).

Edy menjelaskan, kini Dinas Sosial telah memiliki satu rumah singgah yang terletak di di Jalan Milono, kawasan Gunung pasir, Kelurahan Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota, tepatnya di panti asuhan Manuntung yang saat ini dilakukan perbaikan agar memenuhi syarat.

“Standar-nya untuk rumah singgah itu ada tempat tidur, lemari, tempat kunjungan, dan tempat pendampingan,” ujarnya.

Lanjut Edi, untuk perbaikan kini Dinsos Balikpapan mengeluarkan anggaran sebesar Rp 200 juta, dimana angka itu selain untuk perbaikan juga untuk pembangunan satu rumah singgah baru sehingga Balikpapan memiliki rumah rumah singgah.

“Mudah-mudahan awal atau akhir tahun ini bisa segera dibangun,” harapnya.

Edy mengaku, meskipun telah rampung dibangun, dua rumah singgah tersebut masih kurang, lebih lagi Balikpapan adalah beranda IKN yang harus siap menjawab tantangan salah satunya adalah urbanisasi.

“Rumah singgah ini penting untuk memanusiakan manusia, paling tidak mereka bisa berteduh, berlindung, dan hidup sambil menunggu mereka di kembalikan ke tempat asal atau dicarikan pekerjaan,” ujarnya.

Selama berada di rumah singgah, mereka juga dipastikan mendapatkan makanan tiga kali dalam sehari. Karena hal ini tangungjawab Dinsos.

Edy menambahkan, anggaran Rp 21 miliar yang digunakan untuk beragam keperluan termasuk untuk keperluan makan untuk mereka. “anggaran sebesar Rp 21 miliar Itu di bagi, selain untuk makan, pengiriman orang terlantar, warga yang tidak memiliki identitas kemudian sakit, termasuk pelatihan-pelatihan buat mereka yang terlantar,” ujarnya. (*/pr)

Loading

Bagikan: