Dinkes Giat Skrining Kendalikan Stroke, Lakukan uji coba fotometer diikuti 90 Peserta

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Kota Samarinda telah terpilih menjadi salah satu dari 10 daerah yang menjadi lokus program Uji Coba Pengendalian Stroke di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Uji coba ini dilaksanakan di Aula Kecamatan Samarinda Ulu, Kamis (11/7/2024) tadi.

Seperti diketahui, Uji coba ini merupakan program dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk melakukan skrining penyakit tidak menular prioritas. Salah satunya stroke.

Ketua Tim Kerja Gangguan Otak di Rektorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Dr Tiersa Vera Yunita mengakui, Kota Samarinda dipilih sebagai lokus lantaran melihat dari kondisi kasus yang ada.

“Karena Kaltim, khususnya Kota Samarinda juga menjadi salah satu provinsi dan kota yang memiliki angka kasus stroke yang tinggi di Indonesia,” ungkapnya.

Adapun Peserta uji coba berjumlah 90 orang dengan usia 40 tahun ke atas, penyandang diabetes melitus dan hipertensi. Mereka berasal mewakili Puskesmas Juanda, Puskesmas Pasundan, Puskesmas Segiri dan Puskesmas Air Putih.

Skrining ini, lanjut Tiersa, juga menjadi sosialisasi kepada masyarakat bahwa penyakit stroke bisa dideteksi dan dicegah dengan mengendalikan faktor risiko kelompok penyandang diabetes melitus dan hipertensi di Puskesmas.

“Karenanya penting dilakukan kegiatan ini. Lanjutan dari skrining ini, FKTP atau Puskesmas mampu melakukan tata laksana pada penyandang diabetes melitus dan hipertensi,”terangnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Samarinda Ismed Kusasih menjelaskan skrining ini juga menjadi uji coba peralatan fotometer. Fotometer ialah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan.

“Peserta diambil darahnya dan dari situ kita bisa memeriksa kadar dan profil lemak. Seperti HDL kolesterol, LDL kolesterol, trigliserida, dan kandungan gula darahnya,” jelas Ismed.

Hasil dari fotometer itu, jika profil lemaknya mengalami peningkatan, maka pihak Puskesmas bisa segera mungkin melakukan penanganan untuk mencegah penyakit stroke menyerang.

Ismed menekankan bahwa pihaknya berfokus pada penyebaran skrining secara keseluruhan. Semakin banyak warga diskrining, semakin cepat pula pihaknya bisa menanganinya.

“Kunci sesungguhnya adalah skrining ini. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” pungkasnya.(*adv)

Loading

Bagikan: