SAMARINDA,Swarakaltim.com – Masalah sampah kini tak lagi sekadar urusan lokal, tetapi telah menjadi perhatian nasional yang masuk dalam instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto. Menyikapi hal ini, Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan pentingnya perubahan paradigma dalam penanganan sampah di daerah, khususnya di Samarinda.
Berbicara di Anjungan Karang Mumus, Balai Kota Samarinda, Selasa (8/4/2025), Andi Harun menyebutkan bahwa beberapa kota di Indonesia sudah memasuki fase darurat sampah.
“Ini bukan lagi peringatan biasa. Kita harus hentikan pendekatan lama yang terbukti tidak efektif,” ujarnya.
Pemerintah pusat, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), telah melarang sistem open dumping metode pembuangan sampah tanpa pengolahan. Sistem ini dianggap berbahaya karena beresiko besar terhadap kerusakan lingkungan dalam jangka panjang.
Menanggapi regulasi itu, Pemerintah Kota Samarinda merespons cepat dengan strategi penanganan berbasis tiga pendekatan utama: intensif, fokus, dan inovatif. Andi Harun menyatakan bahwa penanganan sampah harus dilihat sebagai proses yang aktif dan berkelanjutan, bukan hanya saat krisis datang.
Ia menyebut, volume sampah harian di Samarinda telah menembus angka 604 ton. Tanpa pengelolaan yang adaptif dan progresif, persoalan ini dapat berkembang menjadi bencana ekologis.
“Kita tidak bisa lagi menunggu TPA kolaps baru bertindak. Pengelolaan harus menjadi rutinitas harian,” tegasnya.
Pemkot Samarinda kini mulai memperkuat edukasi masyarakat terkait pemilahan sampah dari rumah, membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dan mengembangkan sistem transportasi serta pengolahan limbah cair (air lindi) yang sesuai standar lingkungan berdasarkan Permen LH No. 59 Tahun 2016.
Sebagai inovasi besar, Samarinda akan menerapkan teknologi insinerator ramah lingkungan di 10 kecamatan. Insinerator ini dirancang dengan sistem penyaringan berbasis air yang mampu mengubah emisi menjadi air bersih tanpa mencemari udara.
“Kita ingin ubah narasi soal sampah. Dari yang dulunya dianggap masalah, sekarang harus jadi sumber potensi,” tambah Andi.
Pemkot juga mendorong pengembangan Refuse Derived Fuel (RDF) serta program waste to energy sebagai alternatif energi terbarukan.
Dengan semangat baru dan teknologi mutakhir, Samarinda menargetkan diri sebagai kota percontohan nasional dalam penanganan sampah berbasis inovasi dan kesadaran lingkungan, menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.(Dhv)