SAMARINDA, Swarakaltim.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda mendorong peran aktif lanjut usia (lansia) dalam mendukung peningkatan kesehatan masyarakat melalui pendekatan berbasis keluarga. Lansia diharapkan tidak hanya menjadi penerima layanan, tetapi juga mampu berperan sebagai penyuluh di lingkungan terdekatnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Samarinda,dr. Rudi Agus Riyanto menegaskan pentingnya konsep “lansia yang diberdayakan” sebagai bagian dari strategi kesehatan masyarakat ke depan. Lansia yang masih aktif dan sehat akan dibekali pelatihan dasar kesehatan agar dapat menjadi agen perubahan di dalam keluarga.
“Untuk masyarakat luas kami inginkan dalam hal ini adalah menjadi lansia yang diberdayakan,” ujar Rudi saat ditemui dalam rangkaian kegiatan HLUN 2025 di Kantor Dinkes Samarinda, Kamis (26/6/2026).
Ia menjelaskan, lansia akan diberikan pemahaman dasar mengenai kesehatan ibu dan anak, gizi seimbang, serta edukasi lainnya. Pelatihan akan difasilitasi oleh puskesmas di masing-masing wilayah, sehingga lansia bisa meneruskan pengetahuan tersebut kepada anggota keluarga.
“Lansia itu nantinya sebetulnya semua lansia yang merasa masih bisa itu datang ke Puskesmas, nanti akan dilatih ilmu-ilmu dasar tentang kesehatan ibu anak,” jelasnya.
Menurut Rudi, peran lansia sebagai penyuluh keluarga sangat strategis, mengingat budaya masyarakat Indonesia masih memegang kuat nasihat orang tua. Bahkan, keputusan penting dalam keluarga seringkali tetap mempertimbangkan pendapat lansia.
“Kita selalu menganggap di Indonesia, perkataan orang tua itu masih kita dengarkan. Sehebat-hebatnya kita misalkan sudah menjadi dokter, kalau orang tua ngomong itu masih kita pertimbangkan,” katanya.
Dengan posisi tersebut, lansia dinilai efektif dalam mendorong praktik hidup sehat di keluarga, seperti mengajak membawa cucu ke posyandu, memantau gizi anak, hingga memberi contoh konsumsi makanan sehat sehari-hari.
“Kalau ada cucunya enggak dibawa ke Posyandu, harapannya lansia bisa dorong itu. Bahkan mengerti tentang gizi seimbang, misalnya jajan ini kurang baik loh,” tambahnya.
Rudi menyebut bahwa peran lansia sangat selaras dengan visi besar Indonesia Emas 2045. Meski fokus utama adalah mencetak generasi muda berkualitas, keterlibatan lansia sebagai penyuluh keluarga justru menjadi fondasi awal yang kuat dalam menciptakan masyarakat sehat.
“Target Indonesia Emas 2045 sebetulnya menciptakan generasi, tapi kenapa lansia tetap terlibat di situ? Karena lansia menjadi penyuluh yang paling dasar, yaitu dari lingkup keluarga,” pungkasnya.(DHV)