BALIKPAPAN,Swarakaltim.com – Walikota Balikpapan Rahmad Masud didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan Rita, Plt Camat Balikpapan Utara, Rudi beberapa unsur OPD terkait, meninjau langsung proyek pembangunan Bendungan Pengendali (Bendali) DAS Ampal Hulu di Balikpapan Utara.
Menurut Walikota Balikpapan Rahmad Masud, pihaknya melihat langsung efektivitas bendali disaat hujan, meskipun proyek baru berjalan 15 persen, namun sudah dapat di rasakan masyarakat Balikpapan.
“Meskipun bendali baru 14 hingga 15 persen di lakukan pengerukan, namun efektivitas bendali sudah di rasakan RT 1 dan RT 2 di kelurahan Gunung Samarinda Baru,” tegasnya.Selasa (27/5/2025)
Rahmad menjelaskan, sebelum ada bendali, biasanya rumah warga tergenang air dan kini sudah berkurang. ”Bendali DAS Ampal merupakan bagian dari strategi besar Pemkot Balikpapan dalam mengatasi persoalan banjir yang telah menjadi langganan di berbagai kawasan kota,” ujarnya.
Lanjut Rahmad, lokasi pembangunan bendali yang berada di belakang Pasar Segar, Balikpapan Utara, dinilai sangat strategis karena tidak padat penduduk dan masih merupakan lahan terbuka. ”Kalau hanya memperlebar saluran drainase atau bangunan rumah pompa, memerlukan biaya yang sangat besar dan membutuhkan pembebasan lahan di tengah pemukiman padat,” tegasnya.
Walikota menambahkan, proyek ini juga dirancang multifungsi diantaranya tidak hanya sebagai infrastruktur pengendali banjir, bendali akan difungsikan sebagai ruang terbuka hijau dan sarana rekreasi bagi warga.
”Akan ada pembangunan jogging track dan area publik seperti yang telah diterapkan di kawasan Telaga Sari dan Wonorejo. Untuk itu, diharapkan seluruh proses pembebasan selesai dalam waktu dekat dan tahun depan akan dimulai pembangunan fisik,” jelasnya.
Perlu diketahui, untuk proyek pengurukan telah mencapai 30 persen. Volume galian tanah telah menyentuh angka 14 ribu meter kubik dari total target 60 ribu meter kubik. Pengeringan dan mobilisasi alat berat dilakukan dengan membangun tiga saluran air, serta memperdalam area dari rencana awal dua meter menjadi 2,8 meter untuk mengantisipasi sedimentasi. Hingga pertengahan 2025, pembebasan lahan telah mencakup 9,4 hektare dari total kebutuhan 10 hektare. Lahan tersebar di dua kelurahan diantaranya 3 hektare di Gunung Samarinda dan 7 hektare di Gunung Samarinda Baru.
Proses pembebasan dilakukan secara bertahap sejak 2023 dengan pendekatan dialogis kepada warga pemilik lahan. Meski demikian, kini terdapat tiga bidang lahan yang belum bisa digarap karena proses administrasi belum rampung. Meski demikian, dana ganti rugi telah disiapkan dan dititipkan melalui skema konsinyasi di Pengadilan Negeri Balikpapan.
Rencana pembangunan fisik bendali akan dilanjutkan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV , yang bertanggung jawab atas desain teknis dan pelaksanaan konstruksi. Detail Engineering Design (DED) proyek ini telah disiapkan sejak dua tahun lalu, dan pembangunan ditargetkan mulai pada awal 2026, setelah seluruh lahan berhasil dibebaskan. Total anggaran tahap lanjutan diperkirakan melebihi 100 miliar rupiah, yang akan diusulkan melalui APBN dengan dukungan Kementerian PUPR. (*/pr)